Tulisan (2) Bab III. Manusia dan Cinta Kasih


Mencari Kebahagiaan






Kehidupan modern adalah sebuah perjuangan untuk mendapatkan penghargaan dalam bentuk uang, kemewahan, dan kesenangan. Cara hidup seperti itu tidak membawa kebahagiaan, melainkan tekanan batin yang menimbulkan kesengsaraan. Ada saat-saat penting dalam hidup ini ketika semua benda materi menjadi tidak berharga dibandingkan dengan kegembiraan spiritual, yang dicapai dengan membebaskan diri dari kemelekatan duniawi.

Dalam kehidupan duniawi, pentingnya ekonomi, dan kemakmuran untuk memperoleh kehidupan yang baik tak bisa diabaikan. Kita tak perlu berpura-pura bahwa orang bisa berbahagia dalam keadaan lapar dan miskin. Kepapaan dan kehidupan di tempat yang kumuh bisa merusak kebahagiaan manusia. Sungguh menyedihkan kehidupan-kehidupan di tempat yang kumuh di mana keluarga besar yang terdiri dari orang tua dan anak-anak berdesakan dalam satu gubuk kecil.

Kekumuhan lingkungan yang tidak membawa harapan sering membuat tempat seperti itu penuh dengan kepahitan kecuali lingkungan itu terdiri dari orang-orang suci yang mencari kedamaian dalam kemiskinan.

Bagaimanapun juga, berguna untuk diingat bahwa kekayaan dan kemiskinan, kebahagiaan dan kesengsaraan, adalah istilah-istilah yang relatif. Orang bisa kaya tapi tidak bahagia, yang lain mungkin miskin tapi bahagia. Kekayaan adalah berkah jika digunakan dengan benar dan bijaksana. Tapi bagian yang tragedi untuk orang miskin adalah nafsu terhadap materi yang mementingkan diri sendiri.

Jika keinginan mereka tidak terpenuhi, mereka hidup dalam kegelisahan. Tragedi bagi orang kaya adalah ketidakmampuan untuk mengatasi kekayaan mereka. Mereka dengan bodoh melekat pada kekayaan itu. Oleh karena itu kebahagiaan tidak ditemukan baik pada orang miskin maupun pada orang yang kaya.

Sebagian orang beranggapan bahwa pasangan hidup yang baik dan cocok adalah sumber kebahagiaan. Mungkin itu benar sampai pada tingkat tertentu saja. Orang berpikir anak-anak adalah sumber kebahagiaan, tetapi keadaan ini tidak stabil. Teman hidup bisa mati dan meninggalkan mereka, sementara ada anak yang bisa membawa kesusahan, bukannya kebahagiaan bagi orang tua mereka.

Kita harus belajar untuk merasa puas dan gembira dengan apa yang telah ada pada diri kita. Kita bahkan harus merasa gembira dan merasa puas dengan keadaan kita yang sekarang meskipun kita belum mendapatkan sedikit pun apa yang kita harapkan.

Untuk membangun kehidupan yang bahagia dan bermanfaat, kita harus mempraktekkan belas kasih dan kebijaksanaan, dua sayap yang akan membawa orang mencapai puncak kesempurnaan manusia. Jika kita mengembangkan aspek emosional dengan mengabaikan intelektual, kita akan menjadi orang bodoh yang baik hati.

Sedangkan mengembangkan sisi intelektual dengan mengabaikan aspek emosional, akan membuat kita menjadi pintar yang berarti "es" yang tak memiliki tenggang rasa terhadap orang lain. Belas kasih dan kebijaksanaan yang dikembangkan bersama dapat membuat seseorang mencapai kebebasan. Kehidupan yang baik diberkahi oleh cinta dan dituntun oleh kebijaksanaan.

Resep kebahagiaan sebenarnya sederhana. Kebahagiaan adalah keadaan pikiran yang penuh dengan ketenangan yang bebas dari lobha, dosa dan moha.

Tak ada orang yang merasa bahagia sebelum ia merasa cukup segala kebutuhan untuk dirinya sendiri. Keseimbangan mental hanya dapat diperoleh melalui pengembangan mental dengan meditasi. Begitu banyak hal yang harus dikerjakan dan begitu sedikit yang telah dikerjakan. Hanya melalui analisa dan penyucian diri, benih kebajikan batin kita bisa bersemi memekarkan hakikat sesungguhnya dari kehidupan ini. Jika seseorang ingin membuat dirinya bisa tenang dan bahagia, maka ia harus mengenal dan mencoba untuk menerapkan cara-cara yang benar dalam mencari keseimbangan batin melalui meditasi.

Harapan baik yang selama ini terpendam sesungguhnya akan bisa dirasakan apabila usaha kita dalam menempuh hidup ini baik dan benar. Semoga semua makhluk hidup tentram, damai, harmonis, sejahtera dan berbahagia.





Berani Untuk Menghadapi Kenyataan Hidup?






Hidup di zaman sekarang memanglah tidak mungkin terlepas dari kesulitan hidup. Sang Buddha pun pernah mengatakan bahwa hidup adalah rangkaian dari kesulitan-kesulitan yang muncul sebagai akibat dari sebab akibat yang sudah kita perbuat sejak masa lampau hingga saat sekarang. Sejak kita lahir di dunia sampai saat ini, kita sudah menghadapi banyak kejadian dalam hidup kita, ada yang menyenangkan dan ada yang menyusahkan hati ini.

Nasib orang pun berbeda-beda, bahkan nasib dua orang anak kembar pun berbeda, inilah yang dikatakan sebagai karma. Setiap orang memiliki karma masing-masing yang sudah ada dalam dirinya sejak beribu-ribu bahkan berkalpa-kalpa waktu yang lalu. Kita sebagai orang yang percaya dengan ajaran Sang Buddha sudah seharusnya menyadari hal ini, bahwa setiap orang memiliki nasib dan karma yang berbeda-beda.

Setelah menyadari adanya perbedaan karma pada masing-masing orang, maka tidaklah mengherankan mengapa keadaan hidup kita tidak ada yang mutlak sama. Ada yang lahir di keluarga yang kaya, miskin, ada yang lahir dalam keluarga yang pemarah dan ada yang lahir dalam keadaan negara yang kacau balau dan penuh dengan kebencian diantara orang-orang sekitarnya.

Dalam hidup ini kita tidak dapat lari dari karma kita sendiri karena karma itu akan terus ada dalam diri kita sampai kapan pun juga, kecuali jika kita mau merubah karma buruk itu menjadi karma baik dan jika kita mau berani untuk merubah kecenderungan sifat kita yang buruk. Kita bisa merubah kesulitan yang ada sebagai obat yang dapat menyembuhkan asalkan kita mau berani menghadapi dan menyadari kesesatan jiwa kita untuk kemudian berjuang merubahnya.

Setiap orang memiliki kecenderungan jiwa masing-masing, ada orang yang sejak kecil tidak pernah merasa puas dan selalu serakah, ada orang yang sejak kecil selalu memikirkan orang lain setiap kali dia sedang menghadapi situasi tertentu dan ada juga orang yang memiliki kecenderungan untuk marah setiap kali berhadapan dengan suatu situasi. Kecenderungan jiwa setiap orang bisa dilihat dari caranya menerima masalah, caranya menghadapi masalah dan juga caranya memandang hidup. Kecenderungan jiwa orang yang serakah adalah hanya memikirkan dirinya sendiri demi kepuasannya sendiri, tanpa memikirkan orang lain, baginya hidupnya adalah untuk kesenangan pribadi dan orang lain adalah sarana untuk memenuhi kesenangannya.

Sebagai seorang yang percaya dengan ajaran Buddha, kita selalu dianjurkan untuk welas asih dan memikirkan kesulitan orang lain. Istilah Maitri Karuna (Mencabut penderitaan orang lain dan memberikan kebahagiaan) dalam ajaran Buddha pada dasarnya menjadi pegangan kita untuk bersikap dalam hidup ini. Buddha tidak pernah berhenti memikirkan orang lain, sekalipun Buddha sedang mengalami kesulitan, Buddha tetap memikirkan orang lain. Sekarang coba kita ingat kembali bagaimana sikap kita selama ini, pada umumnya kita seringkali merasa hidup kita yang paling sulit, hidup rasanya sangat berat dan kita tidak henti-hentinya memikirkan kesulitan diri kita sendiri. Padahal jika kita mau mencoba untuk melihat sekeliling kita, masih banyak sekali yang lebih sulit, bukankah itu menandakan kalau hidup kita masih sangat berarti, masih banyak orang lain yang perlu kita tolong dan kita berikan kebahagiaan.

Dalam ilmu Psikologi, juga ada satu teori yang membahas cara-cara menghadapi kesulitan yang rentan dengan stress bagi jiwa, yaitu jika kita ingin mengurangi beban dalam jiwa kita baik itu kesulitan ekonomi, masalah sekolah, putus pacar dan sebagainya, ada baiknya jika kita berhenti sejenak memikirkan tentang kesulitan kita. Kemudian kita mencoba menyadari kesulitan apa saja sebenarnya yang sedang kita alami, dan mencoba melihat kesulitan orang lain baik yang kita kenal maupun tidak. Dengan mencoba bersikap realistis dan sadar bahwa di dunia kita tidak sendiri dan bukan kita saja yang mengalami kesulitan, beban akan sedikit berkurang dan kesulitan kita dapat kita hadapi dengan tenang. Selain itu ada juga penelitian seorang psikolog Amerika yang menemukan bahwa kesulitan hidup kita akan terasa tidak berat lagi ketika kita berusaha untuk membantu orang lain yang sedang mengalami kesulitan.

Teori memang tidak semudah praktek pada kenyataannya tetapi apa salahnya jika kita mulai berani untuk menghadapi kenyataan hidup, kenyataan bahwa hidup itu memang tidak mungkin terlepas dari kesulitan. Kesulitan itu muncul ketika kita tidak bisa menerima kenyataan yang terjadi dengan kenyataan yang kita inginkan. Jadi, jangan pernah takut untuk menjalani hidup ini meskipun kesulitan terus menerjang kita.









                                       CintaSejati

Bagi generasi muda, mencintai dan dicintai seseorang, merupakan salah satu bagian dari kehidupan yang menarik. Menyukai seseorang, hidup dapat menjadi sangat indah. Ketika kita sedang jatuh cinta, hidup terlihat penuh dengan drama dan kegembiraan, kita akan merasa sebagai pemeran utama dalam novel, tetapi kadang kala jatuh cinta membuat orang biasa-biasa saja, tidak menggairahkan dan bersemangat, ataupun hidup terasa tidak menyenangkan dan berat, yang penting adalah apakah orang tersebut memberi inspirasi untuk bekerja lebih keras lagi atau malah mengacaukan kehidupan kita? Apakah dia membuat kita lebih tekun untuk mencurahkan energi yang lebih besar untuk aktivitas-aktivitas sekolah, menjadi teman yang lebih baik, menjadi anak yang bertenggang hati? Apakah dia memberi kita inspirasi untuk menyadari cita-cita kita di masa depan dan bekerja untuk mencapainya atau apakah orang ini menjadi pusat fokus kita, dan membayangi semua hal? Kalau kita mengabaikan semua hal yang menjadi tujuan kita dalam kehidupan karena kita menyukai seseorang, kita berada di jalan yang salah.

Hubungan yang sehat adalah dimana 2 orang saling memberi semangat untuk mencapai cita-cita masing-masing, dan juga saling membagi masing-masing harapan dan cita-cita sebuah hubungan untuk menjadi sumber inspirasi, kekuatan dan harapan. Dante Alighieri, salah satu dari penyair-penyair abad pertengahan di Barat, mempunyai seorang perempuan muda idaman bernama Beatrice sebagai sumber inspirasinya. Dante telah mencintainya sejak masa kanak-kanak. Setelah lama berpisah, di suatu hari Dante yang berusia 18 tahun melihat Beatrice di jalan. Setelah itu , dia menulis sebuah puisi tentang kegembiraannya, yang berjudul "Revitalization". Dalam perjuangannya untuk mengungkapkan perasaannya kepada wanita muda tersebut, dia menciptakan sebuah bentuk puisi baru. Beatrice telah membuka potensi artistik Dante. Beatrice akhirnya menjadi cintanya yang tidak terbalas, karena ia menikah dengan pria lain dan meninggal dalam usia yang sangat muda. Tetapi Dante tidak pernah berhenti mencintainya. Akhirnya cinta dapat memperkuat dan memperdalam kapasitas dari hatinya, menciptakan sesuatu yang mulia dan luhur. Dalam karya agung, "The Divine Comedy", Dante menggambarkan Beatrice sebagai seseorang yang lembut, seseorang yang penuh dengan kebajikan yang menuntunnya ke surga. Tentu, Dante hidup di masa yang lain dengan kita, tetapi sebenarnya banyak yang dapat kita pelajari dari penulis puisi ini, yang tetap jujur dengan perasaannya tanpa berpikir apakah cintanya dibalas atau tidak, dan mentranformasikannya menjadi inspirasi kehidupannya. Dari sini, kita seharusnya yakin dan percaya kalau cinta semestinya menjadi inspirasi yang menuntun kita dalam hidup dan menjadi kekuatan untuk berani hidup.

Kalau kita menggunakan cinta untuk suatu pelarian, perasaan senang rohani dan jasmani, tetapi cinta itu tidak mungkin berlangsung lama. Kita hanya akan menambah masalah dengan perasaan sakit dan kesedihan yang luar biasa. Berapa banyak pun mencoba, kita tidak akan pernah bisa melarikan diri dari diri kita sendiri. Kalau kita tetap lemah, penderitaan akan mengikuti kita kemana pun kita pergi. Kita tidak akan menemukan kebahagiaan kalau kita tidak merubah diri sendiri dari dalam. Selain itu, menganggap sebuah hubungan sebagai suatu pelarian, walaupun kalau kita tidak menyadarinya, adalah sangat tidak menghormati pasangan kita dan diri kita sendiri. Kebahagiaan bukan sesuatu yang dapat di berikan oleh seseorang seperti seorang pacar kepada kita. Kita
harus mencapainya sendiri. Dan satu-satunya cara adalah dengan membangun karakter dan kapasitas kita sebagai manusia, menyadari dengan penuh bakat terpendam kita. Kalau kita mengorbankan bakat dan pertumbuhan untuk cinta, kita pasti tidak akan menemukan kebahagiaan. Sementara kita dalam masa muda ini, bidang pengalaman masih terbatas. Kita mungkin belum menemukan tempat
dimana bakat kita bisa dapat diekspresikan. Walaupun kita telah menemukannya, akan mudah sekali untuk jatuh dalam perangkap, memikirkan bahwa tidak ada yang lebih diinginkan daripada cinta yang romantis. Tetapi, kehidupan adalah lebih dari itu. Intinya adalah, jangan tergesa- gesa. Nyatanya, tidak berpacaran dapat menjadi sangat bermanfaat. Sehingga kita akan mempunyai waktu untuk belajar dan berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas lain yang mana dapat membantu kita membangun dasar diri yang kuat. Tidak ada yang harus ditakuti, karena pada waktu yang tepat kita pasti akan menemukan seseorang yang tepat untuk dicintai.

Kita masih muda, yang penting sekarang adalah bekerja keras untuk membangun diri sendiri menjadi manusia yang luar biasa. Kita mempunyai misi yang sangat besar dan sesuatu yang penting untuk dibagi demi kemajuan orang lain dan hanya kita yang dapat memenuhinya. Orang-orang yang menderita di seluruh dunia menunggu usaha kita yang berani. Mengabaikan misi kita yang sangat istimewa ini, dan hanya mencari kesenangan diri merupakan tanda-tanda egosime. Sangat tidak mungkin bagi seseorang untuk seseorang yang egois untuk benar- benar mencintai orang lain. Pada segi lain kalau kita benar- benar mencintai seseorang, melalui hubungan kita dengannya, kita dapat tumbuh menjadi seseorang yang dicintainya, kemudian diperluas untuk seluruh umat manusia. Hubungan yang demikian akan memperkuat dan memperkaya diri kita. Akhirnya, hubungan yang kita bentuk akan mencerminkan keadaan hidup kita sendiri dan pada keseluruhannya akan memperbaiki diri kita sendiri sehingga sekarang kita dapat berharap untuk membangun ikatan hati yang indah pada masa depan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar