Perilaku Free Sex di Kalangan Pelajar dan Efek Sosial yang ditimbulkan

Free Sex di Kalangan Pelajar dan Dampak/Efek Sosial yang ditimbulkan

Fenomena free seks semakin meluas di kalangan masyarakat dewasa ini. Perkembangan teknologi yang pesat turut memicu penyebaran fenomena free seks. Di tilik dari sejarah perkembangannya, fenomena free seks merebak melalui fasilitas video rekaman yang disebarluaskan melalui jaringan internet. Kasus video porno pertama “Bandung Lautan Asmara” milik dua remaja yang beredar di tahun 2001 menimbulkan efek negatif . Tayangan berdurasi 60 menit ini bisa disebut sebagai “pelopor” video porno di Indonesia karena sebelumnya kasus seperti ini sangat jarang terjadi. Semenjak video itu beredar luas, sampai tahun 2006 tercatat muncul lagi sekitar 500-an dokumentasi seks pribadi yang tersebar di internet.
Yang terbaru, tentu saja video seks yang menampilkan video mirip seorang vokalis band, Ariel dan aktris Luna Maya, yang menyebabkan keresahan di masyarakat karena dampak yang ditimbulkan sangat merugikan bagi perkembangan generasi muda. Meskipun video tersebut dikategorikan dalam kalangan dewasa, namun tetap saja menyebabkan efek negatif bagi kalangan di bawahnya, yaitu efek psikologis dan mental secara tidak langsung pada kalangan pelajar dan remaja yang tergolong usia rentan pengaruh mengingat masih dalam tahap labil.

Kita tidak bisa menyalahkan perkembangan teknologi, dalam hal ini internet yang tanpa batas, dalam penyebaran video porno yang menimbulkan dampak negatif dalam berbagai sisi kehidupan, pribadi dan moral. Teknologi dikembangkan demi kemudahan penyebaran informasi dan jarak tanpa batas. Yang harus diperhatikan adalah kebijaksanaan penyeleksian informasi dan penggunaan secara positif.
Dalam pembahasan kali , pokok bahasan akan menyorot lebih dalam mengenai free seks di kalangan pelajar serta efek sosial, mengingat pentingnya usia remaja dalam tumbuh kembangnya generasi muda penerus bangsa di masa depan sebagai kunci pembangunan, dan penekanan terhadap pendidikan seks (sex education) yang dianggap menjadi kunci penting . Jangan sampai efek negatif free seks merusak masa depan pelajar di masa depan dan generasi muda, karena berbagai pihak dapat berkoordinasi bersama dengan melakukan langkah preventif dan langkah aktif.


PELAJAR DAN FREE SEKS
Pelajar dapat dikategorikan sebagai remaja. Menurut Hurlock ( 1981 ) remaja adalah mereka yang berada pada usia 12-18 tahun. Monks,dkk (2000) memberi batasan usia remaja adalah 12-21 tahun. Menurut Stanley Hall ( dalam Santrock, 2003) usia remaja berada pada rentang 12-23 tahun. Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja bervariasi. Yang menjadi petunjuk penting bagi perkembangan remaja tentu saja dapat dilihat dalam cakupan usia tersebut. Pelajar bermasalah saat mereka menginjak masa remaja, yaitu dimulai saat masa pendidikan tingkat SLTP ( rata-rata usia 12-14 tahun ) dan SMA ( rata-rata 15-17 tahun) dan tingkat Universitas ( 18-22 tahun ).


Berkaitan dengan fenomena free seks di kalangan pelajar, maka inilah faktor yang mempengaruhi berkembangnya free seks  sekaligus yang menjadi dasar pertimbangan mengapa  pendidikan seks sangat penting dewasa ini:
1.     Faktor intern
a.      Masa Pubertas

Anak-anak akan mengalami masa yang disebut pubertas, yaitu masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Pada masa tersebut mereka akan mengalami perubahan-perubahan fisik dan jiwa yang sangat cepat dan masih labil.
Dalam masa pubertas inilah, berbagai permasalahan pada diri remaja timbul :
-          Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan
-          Ketidakstabilan emosi
-          Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup
-          Adanya sikap menentang dan menantang orang tua
-          Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentangan dengan orang tua.
-          Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
-          Senang bereksperimentasi
-          Senang bereksplorasi
-          Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan
-          Kecenderungan membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.

Berdasarkan tinjauan teori perkembangan,usia remaja adalah masa saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian ( Pagan, 2006). Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa permasalahan remaja yang muncul, terutama free seks biasanya banyak muncul berhubungan dengan karakteristik yang ada pada diri remaja.



b.      Pertumbuhan yang tidak diikuti dengan kematangan mental
Pertumbuhan yang diikuti dengan perbaikan gizi yang seimbang menjadikan anak secara fisik lebih cepat tumbuh dan matang sebagai manusia. Pertumbuhan fisik tentu saja akan semakin baik apabila dibarengi dengan kematangan mental dan moral berperilaku. Karena apabila hanya mengedepankan fisik semata tanpa perilaku yang baik sesuai norma yang  berlaku, maka akan merugikan dan berdampak negatif , seperti para remaja perempuan yang dengan mudahnya menyerahkan kehormatannya demi “cinta sejati”

2.     Faktor ekstern

a.      Pengaruh media massa
Perkembangan teknologi di jaman globalisasi ini dianggap sebagai faktor penting dalam pengaruh  pada free seks. Kemudahan segala akses informasi oleh semua kalangan , terutama para pelajar (remaja) akan memudahkan mereka mengakses situs yang tidak sesuai dengan usia mereka, seperti pornografi di internet. Pengaksesan internet bahkan semakin canggih dan semakin mudah oleh masing-masing personal, melalui handphone pribadi, sehingga kapan pun dan di manapun dapat mengakses situs-situs pornografi.

Fakta mengejutkan dari internet yang penggunaannya disalahkan , namun inilah kenyataan ( realitas ) yang harus dihadapi dan ditanggapi secara bijak oleh berbagai pihak demi menghindari pengaruhnya yang besar pada free seks :
1.      Tahun 2000, pengguna internet di dunia hanya 26 juta. Tapi tahun 2009 meningkat hingga 1,7 milyar
2.      60% pengguna internet berusia 15-19 tahun, 42% usia 25-30 tahun dan 28% berusia 30 tahun ke atas
3.      Setiap detiknya ada sekitar 28.358 orang mengakses situs pornografi dan 372 juta pencarian situs porno dari search engine. Belum lagi terdapat 420 juta halaman situs porno di internet yang bisa diakses oleh siapa saja.
4.      Survey yang dilakukan menunjukkan bahwa rumah adalah tempat yang aman untuk remaja mengakses situs porno (37%), dimana sisanya mereka melakukan di warnet (15%) dan rumah teman (11%).
           Diperlukan pengawasan yang ketat oleh para orangtua dalam mengawasi pengaksesan                     internet oleh para remaja.
Selain itu, media lain seperti produk VCD-VCD, majalah, komik yang di dalamnya menyajikan adegan-adegan seks saat ini telah banyak beredar dan sangat mudah dijumpai oleh kita baik di mal-mal maupun di lapak-lapak koran.
Tayangan media televisi juga mempengaruhi perkembangan free seks pada remaja. Banyak dijumpai tayangan / siaran terutama saluran luar negeri yang banyak menayangkan adegan-adegan seks yang dapat berdampak buruk pada remaja yang cenderung akan menirukan dalam kehidupannya.

b.      Minimnya pendidikan seks
Pendidikan seks didefinisikan sebagai pendidikan mengenai anatomi organ tubuh yang dapat dilanjutkan pada reproduksi seksual. Dengan mengajarkan pendidikan seks, menghindarkan remaja dari resiko negatif perilaku seksual. Karena dengan sendirinya akan menumbuhkan kesadaran mental dalam berperilaku mengenai seksualitas dan akibat-akibatnya bila dilakukan tanpa mematuhi aturan hokum, agama dan adat istiadat, serta kesiapan mental dan material seseorang.
Pendidikan seks dapat diberikan sedini mungkin sesuai kebutuhan seorang anak.
Melalui pendidikan seks sedini mungkin diharapkan ada konsep diri positif. Dengan penanaman pendidikan seks yang mengenalkan perbedaan lawan jenis, antara laki-laki dan perempuan baik perubahan fisik, emosial ,dan lain-lain, maka diharapkan remaja dapat menjaga perilaku yang sesuai dengan norma kesopanan dan norma agama sehingga terhindar dari perilaku menyimpang seperti free seks.




c.       Drugs dan alcohol
Penggunaan drugs dan alkohol dapat menyebabkan kadar libido meningkat. Hal ini dapat memicu ketidaksadaran dalam diri. Penyalahgunaan drugs dan penggunaan alkohol adalah perilaku yang turut mendukung terjadinya free seks.

   
Dampak negatif yang ditimbulkan oleh Free seks :
a.      Hamil di luar nikah
b.      Penularan penyakit menular seksual ( PMS ) , HIV, AIDS
c.       Penurunan prestasi di sekolah akibat free seks
d.      Dikeluarkan dari lingkungan pendidikan
e.       Kehilangan masa depan yang gemilang
f.        Dalam lingkungan sosial masyarakat, akan dikucilkan
g.      Penyimpangan perilaku sosial karena free seks
Survey membuktikan bahwa seorang yang mengenal terlebih dahulu perilaku seks / free seks sebelum waktunya akan cenderung menjadikan pribadi yang ke depannya mempunyai perilaku menyimpang dalam seks.



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Mikael Voni: Penilaian Terhadap Subdomain Layanan Universitas Gunadarma

Mikael Voni: Penilaian Terhadap Subdomain Layanan Universitas Gunadarma

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS