Rangkuman Bab VI. Manusia dan Keadilan

BAB 7. MANUSIA DAN KEADILAN

A.  PENGERTIAN KEADILAN

Menurut Aristoteles, keadilan adalah kelayakan dalam tindakan manusia, berarti sebagai titik tengah di antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit.
Menurut Plato, memproyeksikan keadilan pada diri manusia, adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal.
Menurut Socrates, memproyeksikan keadilan pada pemerintahan, sebagai pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat, adalah keadilan tercipta bila warga Negara sudah merasakan bahwa pihak pemerintahan sudah melaksanakan tugasnya dengan baik.
Menurut Kong Hu Cu, keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya.
Menurut pendapat umum, keadilan adalah pengakuan dan perlakuan yang seimbang antara hak dan keewajiban, setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
Makna keadilan ialah kita secara kesadaran etis menjalankan kewajiban dan berhak untuk menuntut hak sesuai kewajiban yang dijalankan.
Contoh keadilan : seorang karyawan yang menuntut haknya kenaikan upah, tentu harus berusaha menjalankan kewajiban dengan prestasi yang sesuai.

B.  KEADILAN SOSIAL

Sila dalam Pancasila di Negara Indonesia mengandung makna keadilan sosial, yaitu sila ke lima , berbunyi :” Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Bung Karno menyatakan prinsip pembauran kesejahteraan dan keadilan : “tidak ada kemiskinan di dalam Indonesia merdeka.”
Bung Hatta menguraikan “keadilan sosial adalah langkah yang menentukan untuk melaksanakan Indonesia yang adil dan makmur.”
Panitia ad-hoc Majelis Permusyawaratan Rakyat sementara 1966 merumuskan :” Sila keadilan sosial mengandung prinsip bahwa setiap orang di Indonesia akan mendapat perlakuan yang adil dalam bidang hukum, politik, ekonomi, dan kebudayaan.”
Dalam ketetapan MPR RI No.II/MPR/1978 tentang pedoman penghayatan dan pengamalan pancasila ( ekapraseria pancakarsa) mencantumkan : “ Dengan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia manusia Indonesia menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan masyarakat Indonesia.”
Untuk mewujudkan keadilan sosial, perbuatan dan sikap yang perlu dipupuk, yakni:
a.      Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan
b.   Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
c.      Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan
d.     Sikap suka bekerja keras
e.      Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untu mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama

Asas yang menuju dan terciptanya keadilan sosial dituangkan dalam berbagai langkah dan kegiatan, melalui delapan jalur pemerataan, yaitu :
1.     Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak khususnya pangan, sandang dan perumahan
2.    Pemerataan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan
3.   Pemerataan pembagian pendapatan
4.   Pemerataan kesempatan kerja
5.    Pemerataan kesempatan berusaha
6.   Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum wanita
7.    Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air
8.   Pemerataan kesempatan memperoleh keadilan

C.   BERBAGAI MACAM KEADILAN

A)  Keadilan Legal atau Keadilan Moral
Plato berpendapat bahwa keadilan dan hukum merupakan substansi rohani umum dari masyarakat yang membuat dan menjaga kesatuannya. Dalam masyarakat yang adil setiap  orang menjalankan pekerjaan yang menurut sifat dasarnya paling cocok baginya ( The man behind the gun).
Keadilan timbul karena penyatuan dan penyesuaian untuk memberi tempat yang selaras kepada bagian –bagian yang membentuk masyarakat. Ketidakadilan terjadi apabila ada campur tangan terhadap pihak lain yang melaksanakan tugas-tugas yang selaras sebab hal itu akan menciptakan pertentangan dan ketidakserasian.
B)  Keadilan Distributif
Aristoteles berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana apabila hal-hal yang sama diperlakukan secara sama dah hal-hal yang tidak sama secara tidak sama ( justice is done when equals are treated equally ).
Contoh : Ali bekerja selama 10 tahun akan dibedakan dengan Budi yang bekerja selama 5 tahun dalam hal pembagian hadiah. Ali menerima Rp.100.000,- dan Budi menerima Rp. 50.000,-. Jika besar mereka tidak sama, dinamakan ketidakadilan.
C)   Keadilan Komutatif
Keadilan ini bertujuan memelihara ketertiban masyarakat dan kesejahteraan umum.
Menurut Aristoteles, keadialn merupakan asas pertalian dan ketertiban dalam masyarakat. Semua tindakan yang bercorak ujung ekstrim menjadikan ketidakadilan dan merusak pertalian dalam masyarakat.
Contoh: seorang dokter yang menjalankan tugas pada pasien dengan baik. Akibatnya, hubungan mereka semula berubah menjadi status mencintai, sedangkan dokter telah berkeluarga. Maka akan menyebabkan kehancuran rumah tangga.

D.  KEJUJURAN

Kejujuran berarti apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya apa yang dikatannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Jujur berarti seseorang bersih hatinya dari perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh agama dan hukum dan menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata dan yang masih terkandung dalam nurani berupa kehendak, harapan dan niat.
Pada hakekatnya kejujuran dilandasi oleh kesadaran moral yang tinggi, kesadaran pengakuan akan adanya sama hak dan kewajiban, serta rasa takut terhadap kesalahan atau dosa.
Kesadaran moral adalah kesadaran tentang diri kita sendiri karena kita melihat diri kita sendiri berhadapan dengan hal baik buruk.
Kejujuran bersangkut erat dengan masalah nurani. Menurut M.Alamsyah dalam bukunya Budi Nurani, filsafat berfikir, nurani adalah sebuah wadah yang ada dalam perasaan manusia. Wadah ini menyimpan suatu getaran kejujuran, ketulusan dalam meneropong kebenaran lokal maupun kebenaran Illahi. ( M. Alamsyah, 1986:83).
Nurani yang diperkembangkan dapat menjadi budi nurani yang merupakan wadah yang menyimpan keyakinan. Getaran kejujuran dan ketulusan dapat ditingkatkan menjadi suatu keyakinan, dan atas diri keyakinannya maka seseorang diketahui kepribadiannya.
Bertolak ukur hati nurani, seseorang dapat ditebak perasaan moril dan susilanya, yaitu perasaan yang dihayati bila ia harus menentukan pilihan apakah hal itu baik atau buruk, benar atau salah. Hati nurani bertindak sesuai dengan norma-norma kebenaran akan menjadikan manusia memiliki kejujuran, ia akan menjadi manusia jujur.
Sebaliknya orang yang secara terus menerus berpikir atau bertindak bertentangan dengan hati nuraninya akan mengalami konflik batin, mengalami ketegangan, sifat kepribadiannya yang tunggal jadi terpecah dah mempengaruhi jasmani dan rohani yang menimbulkan penyakit psikoneorosa.
Nilai etis atau susila wujudnya sebagai kesadaran akan kewajiban, rasa keadilan ataupun ketidakadilan dan berkaitan dengan hubungan manusia dengan manusia lain.
Hati nurani berkaitan erat juga dalam hubungna manusia dengan Tuhan. Manusia yang memiliki budi nurani yang amat peka dalam hubungannya dengan Tuhan adalah manusia agama yang selalu ingat kepadaNya sebagai Sang Pencipta, selalu menaati perintahNya dan menjauhi laranganNya.
Berbagai hal menyebabkan orang berbuat tidak jujur, karena tidak rela, pengaruh lingkungan, sosial ekonomi, terpaksa ingin popular, karena sopan santun dan untuk mendidik.

E.  KECURANGAN

Kecurangan berarti apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nuraninya atau seseorang memang dari hatinya telah berniat curang dengan maksud memperoleh keuntungan tanpa bertenaga dan usaha dengan tidak wajar.
Kecurangan menyebabkan manusia menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya dan senang bila masyarakat di sekelilingnya hidup menderita. Agama tidak membenarkan orang mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan orang lain, apalagi mengumpulkan harta dengan jalan curang.
Bermacam-macam sebab orang melakukan kecurangan . Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya:
         1)    Aspek ekonomi
        2)   Aspek kebudayaan
        3)   Aspek peradaban
         4)   Aspek teknik

Menurut Pujowiyatno apabila keempat aspek dilaksanakan secara wajar, maka segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum.
Akan tetapi apabila manusia hatinya ada jiwa taman, iri, dengki, maka akan melakukan perbuatan yang melanggar norma dan terjadilah kecurangan, misalnya membohong, menipu, merampas, memalsu, dan sifat buruk lainnya.

F.   PEMULIHAN NAMA BAIK

Nama baik adalah nama yang tidak tercela. Setiap orang menjaga dengan hati-hati namanya tetap baik apalagi ia teladan bagi lingkungan sekitarnya adalah suatu kebanggaan batin yang tak ternilai harganya.
Peribahasa berbunyi : “ daripada berputih mata lebih baik berputih tulang” artinya orang lebih baik mati daripada malu.
Penjagaan nama baik erat hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan, antara lain cara berbahasa, cara bergaul, sopan santu, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatan-perbuatan yang dihalalkan agama, dan lain sebagainya.
Tingkah laku atau perbuatan baik dengan nama baik pada hakekatnya sesuai dengan kodrat manusia :
1)  manusia menurut sifat dasarnya adalah makhluk moral
2) ada aturan-aturan yang berdiri sendiri yang harus dipatuhi manusia untuk   mewujudkan dirinya sendiri sebagai pelaku moral tersebut.

Pada hakekatnya , pemulihan nama baik adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan akhlak. Akhlak adalah tingkah laku dan perbuatan manusia harus disesuaikan dengan penciptaanya sebagai manusia yaitu berbuat sesuai akhlak yang baik.
Ada tiga macam godaan, yaitu derajat/pangkat, harta dan wanita. Bila orang tidak dapat menguasai hawa nafsunya, maka ia akan terjerumus ke dalam kenistaan karena demi memiliki derajat/pangkat, harta dan wanita dengan mempergunakan jalan yang tidak wajar seperti fitnah, berbohong, suap,mencuri, merampok, dan jalan yang diharamkan.
Untuk memulihkan nama baik, manusia harus bertobat atau minta maaf, dan tercermin dalam bertingkah laku yang sopan, ramah, berbuat budi darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepada sesama penuh kasih sayang, tanpa pamrih, takwa kepada Tuhan, dan sikap rela tawakal, jujur, adil, dan budi luhur selalu dipupuk.

G.  PEMBALASAN
Pembalasan adalah suatu reaksi atas perbuatan orang lain, berupa perbuatan serupa, perbuatan seimbang, tingkah laku yang serupa, tingkah laku yang seimbang.
Sebagai contoh, A memberikan makanan kepada B. Di lain kesempatan B memberikan minuman kepada A. Perbuatan tersebut merupakan perbuatan serupa, dan ini merupakan pembalasan.
Dalam Al-Quran terdapat ayat-ayat yang menyatakan  bahwa Tuhan mengadakan pembalasan. Bagi yang bertakwa kepada Tuhan diberikan pembalasan dan bagi yang mengingkari perintah Tuhan pun diberikan pembalasan dan pembalasan yang diberikan pun pembalasan yang seimbang, yaitu siksaan di neraka.
Pembalasan disebabkan oleh pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat. Sebaliknya, pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula.
Pada dasarnya manusia adalah makhluk moral dan makhluk sosial. Dalam bergaul, manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral. Bila manusia berbuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya. Hakekat perbuatan amoral ialah perbuatan yang melanggar hak dan kewajiban orang lain.
Oleh karena tiap manusia tidak mengkehendaki hak dan kewajibannya dilanggar , maka manusia berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan kewajiban itu adalah pembalasan.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Rangkuman Bab V. Manusia dan Penderitaan

BAB 6. MANUSIA DAN PENDERITAAN

A.  PENGERTIAN PENDERITAAN

Penderitaan berasal dari kata bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, karena termasuk realitas dunia dan manusia, hal ini “risiko” hidup. Tuhan memberikan kebahagiaan kepada umat-Nya, dan penderitaan atau kesedihan dengan makna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dari-Nya. Kepada manusia sebagai homo religious Tuhan telah memberikan kelebihan dibandingkan makhluk ciptaan lainnya, sehingga manusia diuji imannya untuk sadar dan bertobat kepada-Nya dan pasrah pada nasib yang ditentukan Tuhan. Kepasrahan akan menghasilkan kedamaian dalam hati, sehingga berkurang penderitaan yang dialami dan bersyukur atas segala yang diuji.
Baik dalam Al Quran maupun kitab suci agama lain terdapat surat dan ayat yang menguraikan tentang peringatan bagi manusia akan penderitaan dan penderitaan manusia.
Contoh penderitaan dalam kehidupan adalah  penderitaan fisik yang dialami dapat diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Penderitaan psikis, penyembuhan terletak pada kemampuan penderita dalam menyelesaikan persoalan psikis yang di hadapinya.

B.  SIKSAAN

Siksaan adalah siksaan badan atau jasmani dan siksaan jiwa atau rohani. Karena siksaan yang dialami seseorang timbullah penderitaan.
Dalam ayat 40 surat Al Ankabut ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya.
Siksaan yang bersifat psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan:
Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia tidak dapat menentukan pilihan atau keputusan yang akan diambil. Akibat kebimbangan seseorang berada dalam keadaan tersiksa dan bagi orang lemah akan semakin lama dialami siksaan, namun bagi orang yang kuat berpikir akan cepat mengambil keputusan sehingga kebimbangan cepat dapat di atasi.
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam diri sendiri atau jiwa meskipun ia dalam lingkungan orang ramai.
Kesepian yang berkepanjangan akan seseorang merasakan penderitaan batin. Sebagai homo socius, seseorang perlu kawan berkomunikasi. Seorang individu perlu  mengisi waktunya dengan kesibukan untuk mengusir kesepian dan tidak memperoleh tempat dan waktu dalam diri.
Ketakutan merupakan yang menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Phobia ialah rasa takut yang dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, misalnya takut pada tikus, ular, serangga, dan sebagainya. Sebab-sebab ketakutan adalah:
(a) Claustrophobia dan Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
(b)   Gamang merupakan ketakutan bila seseorang di tempat yang tinggi.
(c)   Kegelapan merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap.
(d)  Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan di alami karena dalam pikirannya semua akan menimbulkan kesakitan.
(e)   Kegagalan merupakan ketakutan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.
Penyebab phobia umumnya ada dua aliran. Ahli ilmu jiwa berpendapat phobia adalah suatu gejala dari problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukkan sebelum phobianya akan hilang.
Ahli yang merawat tingkah laku berpendapat bahwa phobia adalah problemanya dan tidak perlu menemukan sebabnya supaya mendapat perawatan dan pengobatan.

C.  KEKALUTAN MENTAL

Kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga seseorang bertingkah kurang wajar.
Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental :
(a)   Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
(b)   Nampak pada kejiwaannya dengan cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.


Tahap – tahap gangguan kejiwaan adalah :
(a)   Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala kehidupan penderita baik jasmani dan rohani.
(b)   Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan segera memecahka problemnya sehingga tidak menekan perasaannya.
(c)   Kekalutan merupakan titik patah ( mental breakdown ) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental adalah sebagai berikut:
(a)   Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna; hal tersebut menyebabkan seseorang merasa rendah diri yang berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
(b)   Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
(c)   Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.

Proses-proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya ke arah:
(a)   Positif : trauma ( luka jiwa ) yang dialami dijawab secara baik sebgai usaha agar tetap survive dalam hidup, missal melakukan sholat tahajud malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar.
(b)   Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan akan yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapai apa yang diinginkan. Bentuk frustasi adalah :
1)       Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat terjadinya hypertensi ( tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang membahayakan sekitar
2)      Regresi adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan ( infantile), misalnya menjerit-jerit, meraung-raung, memecah barang-barang.
3)     Fiksasi adalah peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama ( tetap ), misalnya membisu, memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala pada benda keras.
4)     Proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain.
5)      Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya, misalnya soal harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
6)     Narsisme adalah self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada orang lain.
7)      Autisme adalah gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.

Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan , seperti :
1)       Kota-kota besar yang banyak tantangan hidup yang berat, pemenuhan kehidupan yang besar, dan egoisme sebagai ciri masyarakat kota yang tidak memperdulikan penderitaan orang lain.
2)      Anak-anak muda usia yang tidak berhasil mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena tidak  berimbangnya kemampuan dengan tujuannya, sehingga pada orang-orang usia tua pun sering mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya akibat norma lama yang dipegang teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tengah berlaku.
3)     Wanita pada umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah yang dibawanya ke dalam hati atau perasaannya, tetapi sulit mengeluarkan perasaannya, sehingga kaum wanita yang banyak penderita psikosomatisme ( penyakit akibat gangguan kejiwaan ) daripada kaum pria.
4)     Orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan, bahwa di atas dirinya ada kuasa yang lebih tinggi
5)      Orang yang terlalu mengejar materi untuk tujuan kegiatannya dan mengabaikan spiritual.

D.  PENDERITAAN DAN PERJUANGAN

Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis,manusia harus optimis yang mengganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Allah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkuangan, masyarakat sekitar, dengan waspada  dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.
Manusia merencanakan dan Tuhan yang menentukan. Penderitaan yang terjadi selain dialami sendiri oleh yang bersangkutan, juga dialami oleh orang lain, serta akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang lain atau masyarakat menderita.

E.  PENDERITAAN, MEDIA MASA DAN SENIMAN

Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakta dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati.
Tidak kalah pentingya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca dapat menghayatipenderitaan sekaligus keindahan karya seni. Contoh : penderitaan anak bernama Arie Hangara yang mati akibat siksaan orangtua sendiri di filmkan dengan judul “Arie Hangara”.

F.   PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA

Sebab-sebab timbulnya penderitaan manusia sebagai berikut :
a)   Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Disebut juga nasib buruk , dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik dan memperbaiki nasibnya. Takdir ialah Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk manusia penyebabnya.
       b )   Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Kesabaran, tawakal, dan optimism dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
Beberapa kasus penderitaan yang dialami manusia:
(1)     Prof.Dr.Thaha Husen buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia bersekolah, kecerdasannya luar biasa, ia memperoleh pendidikan sampai di Universitas dan memperoleh gelar Doktor di Universitas DSarbone Perancis.
(2)   Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi sabar ia menerima cobaan penyakit kulit, sehingga istrinya bosan memelihara dan dikucilkan. Berkat kesabaran dan kepasrahan kepada Tuhan, ia sembuh dan tampak lebih muda.
(3)   Tenggelamnya Fir’aun di laut Merah adalah Azab yang dijatuhkan Tuhan kepada orang yang angkuh dan sombong yang mengaku dirinya Tuhan. Ketika Fir’aun dan bala tentaranya mengejar Nabi Musa dan pengikutnya menyeberang Laut Merah, mereka tenggelam saat laut yang telah terbelah dua tertutup kembali menjadi satu.

b)   PENGARUH PENDERITAAN

Orang yang mengalami penderitaan akan memperoleh pengaruh sikap positif dan sikap negatif.
Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri seperti ungkapan “ sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.






  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Rangkuman Bab IV. Manusia dan Keindahan

BAB 5. MANUSIA DAN KEINDAHAN

A.  KEINDAHAN

Keindahan adalah identik dengan kebenaran. Keduanya mempunyai nilai yang sama, yaitu abadi dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Keindahan bersifat universal, yaitu tidak terikat oleh selera perseorangan , waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
a.   Arti Keindahan
Keindahan ialah suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Akan jelas dapat dinikmati jika telah dihubungkan dengan suatu bentuk atau karya yang dapat berkomunikasi, misalnya lukisan , pemandangan, alam, tubuh yang molek, film, nyanyian.
Menurut cakupannya , ada pembedaan antara keindahan sebagai suatu kwalita abstrak dan sebagai suatu benda tertentu yang indah. Terdapat perbedaan menurut luasnya pengertian, yakni:
a.   Keindahan dalam arti yang luas
b.   Keindahan dalam arti estetis murni
c.    Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan

Keindahan dalam arti yang luas merupakan pengertian dari bahasa Yunani yang tercakup kebajikan. Menurut Plato adalah watak indah dan hukum indah, Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan menyenangkan. Plotinus menulis ilmu yang indah dan kebajikan yang indah.
Keindahan dalam arti estetis bagi Yunani disebut “symmetria” untuk keindahan berdasarkan penglihatan ( misalnya karya pahat dan arsitektur ) dan “harmonia” untuk keindahan berdasarkan pendengaran ( musik ).

Pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi :
-keindahan seni
-keindahan alam
-keindahan moral
-keindahan intelektual

Keindahan dalam arti estetis murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
Keindahan dalam arti terbatas menyangkut benda-benda yang diserapnya dengan penglihatan, yaitu keindahan bentuk dan warna.

Pengertian keindahan dari penyamaan kwalita hakiki adalah sejumlah kwalita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal, yaitu kesatuan ( unity ), keselarasan ( harmony ), kesetangkupan ( symmetry ), keseimbangan ( balance ) dan perlawanan ( contrast ).

Dan keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengamat.
Filsuf juga merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan yang terdapat antara pencerapan inderawi kita. Sebagian filsuf mengartikan keindahan sebagai sesuatu yang menyenangkan terhadap penglihatan atau pendengaran.

A.  NILAI ESTETIK

Dalam rangka teori umum tentang nilai, The Liang gie menjelaskan pengertian keindahan sebagai salah satu jenis nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan , disebut nilai estetik.

Dalam filsafat, istilah nilai dipakai sebagai suatu kata benda abstrak yang berarti keberhargaan ( worth ) atau kebaikan ( goodness ). Dalam dictionary of sociology and related sciences diberi perumusan terperinci : “kemampuan yang dipercaya ada pada suatu benda untuk memuaskan keinginan manusia. Sifat benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau golongan ).

Pembedaan nilai antara nilai subyektif dan nilai obyektif atau nilai perseorangan dan nilai kemasyarakatan, penggolongan yang penting adalah nilai ekstrinsik dan nilai intrinsik.

Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya ( instrumental/contributory value ), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu.
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.

Contoh:

( 1 ) Puisi. Bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, disebut nilai ekstrinsik.
        Pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi disebut nilai intrinsik.

( 2 ) Tari. Tari Damarwulan – Minak jinggo suatu tarian yang halus dan kasar dengan segala macam jenis pakaian dan gerak-geriknya. Tarian merupakan nilai ekstrinsik, pesan yang ingin disampaikan oleh tarian ialah kebaikan melawan kejahatan merupakan nilai instrinsik.


C  KONTEMPLASI DAN EKSTANSI

Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi.
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah.
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah.
Apabila kontemplasi dan ekstansi dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi ialah faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, sedangkan ekstansi merupakan faktor pendorong untuk merasakan, menikmati keindahan.
Drajad kontemplasi dan ekstansi berbeda-beda antara setiap manusia, tanggapan terhadap keindahan karua seni juga berbeda. Seorang seniman selera seni lebih dominan dibandingkan dengan orang bukan seniman yang lebih menonjolkan faktor ekstansi sehingga dapat menikmati karya seni tetapi tidak mampu menciptakan keindahan.

B.  RENUNGAN

Renungan adalah hasil merenung, memikirkan sesuatu. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada teori pengungkapan, teori metafisik, dan teori psikologik.
1.     Teori pengungkapan
Dalil dari teori ini adalah seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia, artinya bertalian dengan yang dialami seniman saat menciptakan suatu karya seni.
Tokoh teori ekspresi terkenal ialah filsuf Italia, Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya “Aesthetic as Science of Expresion and General Linguistic”. Beliau menyatakan Expression sama dengan intuition, yang adalah pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentang hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan ( images ) misalnya images warna, garis dan kata.
Leo Tolstoi menyatakan kegiatan seni ialah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yang seseorang telah mengalami dan memunculkan itu kemudian dengan perantaraan gerak, garis, warna, suara dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata memindahkan perasaan itu sehingga orang mengalami perasaan yang sama.

2.    Teori metafisik
Merupakan salah satu teori tertua, Plato mengemukakan seni ialah suatu teori peniruan ( imitation theory ). Sesuai dengan metafisika Plato mendalilkan adanya dunia ide pada taraf tertinggi sebagai realita Ilahi dan pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi yang cerminan semu dan mirip realita Ilahi itu.
Di jaman modern, Filsuf Arthur Schopenhauer ( 1788-1860 ) mengemukakan seni adalah suatu bentuk dari pemahaman realita. Realita yang sejati adalah suatu keinginan ( will ) yang sementara. Dunia objektif sebagai ide hanya wujud luar keinginan selanjutnya ide-ide mempunyai perwujudan sebagai benda/ karya khusus.

3.   Teori psikologik
Sebagian ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seeorang seniman dan karya seni adalah bentuk terselubung/diperhalus yang diwujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu.
Freedrick Schiler dan Herbet Spencer mengemukakan teori permainan. Menurut Schiller, seni merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energy yang harus dikeluarkan.
Menurut Spencer, permainan berperan untuk mencegah kemampuan-kemampuan mental manusia mengganggur dan menciut karna disia-siakan.
Teori penandaan ( Signification Theory ) yang memandang seni sebagai suatu lambang atau tanda dari perasaan manusia. Karya seni adalah iconic signs dari proses psikologis yang berlangsung dalam diri manusia, khususnya tanda-tanda dari perasaannya.

C.   KESERASIAN

Filsuf Inggris Herbert Read mendefinisikan keserasian adalah  kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat di antara pencerapan-pencerapan inderawi kita.
a.   Teori Obyektif dan Teori Subyektif
The Liang Gie menjelaskan mencipta seni ada dua teori, yaitu teori obyektif dan subyektif yang pokoknya mengenai sifat dasar dari keindahan.
Pendukung teori obyektif adalah Plato, Hegel dan Bernard Bocanquat. Pendukung teori subyektif ialah Henry Home, Earlof Shaffesbury, dan Edmund Burke.
Teori obyektif berpendapat keindahan atau cirri yang mencipta nilai estetik adalah sifat ( kualita ) yang memang melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Pendapat lain menyatakan nilai estetik tercipta dengan terpenuhinya asas-asas tertentu mengenai bentuk pada suatu benda.
Teori subyektif menyatakan ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam diri seorang yang mengamati suatu benda. Adanya keindahan semata tergantung pada pencerapan dari pengamat .

2. Teori Perimbangan
Teori perimbangan tentang keindahan berawal dari bangsa Yunani Kuno dalam arti yang terbatas, yakni secara kualitatif yang diungkapkan dengan angka-angka. Keindahan dianggap sebagai kualita dari benda-benda yang disusun ( mempunyai bagian-bagian ). Hubungan dari bagian-bagian yang menciptakan keindahan dapat dinyatakan sebagai perimbangan atau perbandingan angka-angka.
Keindahan hanya ada pada piiran orang yang menerangkannya dan setiap pikiran melihat suatu keindahan yang berbeda-beda. Para seniman romantik umumnya berpendapat bahwa suatu keindahan yang berbeda-beda.





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Rangkuman Bab III. Manusia dan Cinta Kasih

BAB III. MANUSIA DAN CINTA KASIH

A.  PENGERTIAN CINTA KASIH

Menurut kamus umum Bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau ( rasa ) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya.
Cinta kasih diartikan perasaan suka ( sayang ) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan. Cinta lebih mengandung pengertian mendalamnya rasa, sedang kasih lebih bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan secara nyata.
 Fromm menyebutkan , bahwa cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab, perhatian dan pengenalan. Pada pengasuhan contoh adalah cinta seorang ibu pada anaknya, mengasuh anak dengan rasa cinta kasih dengan sepenuh hati. Sedangkan tanggungjawab adalah sesuatu tindakan yang sama sekali suka rela dalam hubunganibu dan anak bayinya menunjukkan penyelenggaraan atas hubungan fisik. Unsur perhatian berarti memperhatikan bahwa pribadi lain itu hendaknya berkembang dan membuka diri sebagaimana adanya. Dengan keempat unsur tersebut, suatu cinta dapat dibina secara lebih baik.
Pengertian cinta dikemukakan oleh Dr.Sarlito W. Sarwono, cinta memiliki tiga unsur yaitu keterikatan, keintiman, dan kemesraan.
Yang dimaksud dengan keterikatan adalah adanya perasaan untuk hanya bersama dia, segala prioritas untuk dia, tidak mau pergi dengan orang lain kecuali dengan dia. Jika janji harus ditepati.
Unsur yang kedua adalah keintiman, yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa antara anda dengan dia sudah tidak ada jarak lagi. Panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama : sayang dan sebagainya. Makan minum dari satu piring tanpa risi, pinjam meminjam baju, saling memakai uang tanpa rasa berhutang, tidak menyimpan rahasia, dll.
Unsur yang ketiga adalah kemesraan,yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa rindu jika jauh atau lama tidak bertemu, ucapan yang mengungkapkan rasa sayang, dan sebagainya.

Di dalam kitab Suci Alqur’an, ditemui fenomena cinta yang tersembunyi di dalam jiwa manusia. Cinta memiliki tiga tingkatan-tingkatan : tinggi, menengah, dan rendah
Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah dan berjihad di jalan Allah. Tingkatan cinta berdasarkan firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 24 yang artinya: “ Katakanlah: jika bapak-bapak, anak-anak,  saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta kekayaaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat. Hakekat cinta menengah adalah suatu energi yang datang dari perasaan hati dan jiwa dan timbul dari perasaan seseorang yang dicintainya, aqidah, keluarga, kekerabatan, atau persahabatan.
            Cinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal dan cinta yang paling keji,hina , dan merusak rasa kemanusiaan.
Bentuknya misalnya:
1.        Cinta kepada thagut ( syetan )
2.      Cinta berdasarkan hawa nafsu
3.      Cinta yang mengutamakan kecintaan pada orang tua, anak, istri, perniagaan dan tempat tinggal



Hikmah cinta adalah sangat besar dan hanya orang yang telah diberi kefahaman dan kecerdasan oleh Allah saja yang mampu merenungkannya, diantaranya :
a.      Sesungguhnya cinta adalah ujian yang berat dan pahit dalam kehidupan manusia, karena setiap cinta akan mengalami berbagai rintangan. Segala pertanyaan tentang cinta akan terjawab setelah ia menjalani rintangan dalam perjalanannya.
b.      Bahwa fenomena cinta yang telah melekat di dalam jiwa manusia merupakan pendorong dan pembangkit yang paling besar dalam melestarikan kehidupan lingkungan untuk mewujudkan cita-cita dalam pembangunan dan kemajuan.
c.      Bahwa fenomena cinta merupakan faktor utama di dalam kelanjutan hidup manusia, dalam saling mengenal antar mereka dan saling memanfaatkan kemajuan bangsa. Merupakan modal utama di dalam mengenal berbagai ilmu pengetahuan di keindahan alam, kehidupan, dan kemanusiaan.
d.     Fenomena cinta merupakan pengikat terkuat di dalam hubungan antar anggota keluarga, kerukunan bermasyarakat, mengasihi sesama mahluk hidup, menegakkan keamanan, ketentraman, dan keselamatan.

B.  CINTA MENURUT AJARAN AGAMA

Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk, dalam kitab Suci Alqur’an:
1.     Cinta diri
Berkaitan dengan dorongan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap hidup, mengembangkan potensi diri, mengaktualisasikan diri, dan mencintai segala yang mendatangkan kebaikan. Sebaliknya membenci segala sesuatu yang menghalanginya hidup, berkembang, mengaktualisasikan diri serta rasa sakit, penyakit, dan mara bahaya.
Dalam Alqur’an dituliskan: diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri adalah kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup. (QS, Al-Adiyat, 100:8 )
Diantara gejala lain yang menunjukkan kecintaaan manusia pada dirinya adalah permohonannya yang terus menerus agar dikaruniai harta, kesehatan, dan berbagai kebaikan dan kenikmatan hidup lainnya. Dan apabila ia tertimpa bencana, keburukan, atau kemiskinan., ia merasa putus asa dan mengira ia tidak akan bisa memperoleh karunia lagi ( QS, Fushilat, 41:49)
Hendaknya cinta manusia pada dirinya tidak terlalu berlebihan dan melewati batas, sepatutnya diimbangi dengan cinta pada orang lain dan berbuat kebajikan pada mereka.
2.    Cinta kepada sesama manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, ia hendak menyeimbangkan cintanya dengan cinta kasih pada orang lain, bekerja sama dan memberi bantuan pada orang lain.
Allah akan memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha melepaskan diri dari cinta diri melalui iman, menegakkan shalat, memberikan zakat, bersedekah kepada orang miskin, dan menjauhi segala larangan Allah.
3.   Cinta seksual
Cinta erat berkaitan dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antara suami dan istri.
Dalam Alqur’an, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya  pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.(QS, Ar-Rum, 30:21)
Dorongan seksual memiliki fungsi penting, yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Yang diserukan Islam adalah pengendalian dan penguasaan cinta ini, lewat pemenuhan dorongan seksual dengan cara yang sah, yaitu perkawinan.

4.   Cinta Kebapakan
Pada cinta bapak kepada anak-anaknya merupakan dorongan psikis yang jelas Nampak karena sumber kesenangan dan kegembiraan baginya, sumber kekuatan dan kebanggaan, dan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan terkenang setelah wafat.
Cinta kebapakan dalam Alqur’an dalam kisah Nabi NUh as.  Betapa cintanya kepada anaknya, ia memanggil dengan penuh rasa cinta, kasih sayang, dan belas kasihan, untuk naik ke perahu agar tidak tenggelam di telan ombak:
“ …Dan Nuh memanggil anaknya- sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil-: “Hai, anakkku, naiklah ( ke kapal ) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-sama orang-orang yang kafir “ (QS. Yusuf, 12:84)
5.    Cinta Kepada Allah
Ialah puncak cinta manusia yang paling spiritual adalah cinta kepada Allah. “Katakanlah:” Jika kamu ( benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” ( QS. Ali Imran, 3:31 ).
Semua tingkah laku dan tindakan ditujukan kepada Allah. Cinta ini akan menjadikan seseorang cinta pada sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah, dan seluruh alam semesta sebab dalam pandangannya semua ialah manifestasi dari Tuhan.
6.   Cinta kepada Rasul
Rasul diutus Allah sebagai rahmat bagi alam semesta, menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia dalam tingkah laku, moral, dan sifat luhur lainnya menanggung derita dakwah Islam, berjuang penuh kesulitan sehingga Islam tersebar di seluruh dunia, dan membawa kemanusiaan dari kesesatan menuju cahaya petunjuk.

C.  KASIH SAYANG

Pengertian kasih sayang menurut W.J.S Poerwadarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang.
Adanya kasih sayang mempengaruhi kehidupan anak dalam masyarakat. Cara pemberian cinta kasih orang tua pada anak, dan sebaliknya :
(1)  Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif
Orang tua memberikan kasih sayang pada anaknya berupa moral materiil dan si anak menerima tanpa memberikan respon, akan menyebabkan si anak takut, kurang berani dalam masyarakat, menyatakan pendapat, minder, dan tidak mampu berdiri sendiri dalam masyarakat.
(2) Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif
Si anak memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya secara sepihak, orang tua mendiamkan saja dan tidak memberikan perhatian apapun pada tingkah laku anak.
(3) Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif.
Orang tua dan anak masing-masing membawa hidupnya, tingkah laku sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan. Orang tua hanya memenuhi materi saja.
(4) Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif
Orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang sehingga hubungan intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai, saling membutuhkan.



D.  KEMESRAAN

Kemesraan artinya perasaan simpati yang akrab merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam.
Menurut Yose Ortage Y Gasset dalam novel “ On Love” mengatakan si pencinta tidak kehilangan pribadi dalam aliran energi cinta, tapi diperkaya dan dibebaskan.

Contoh puisi kemesraan :  “Episode” karya Rendra
Kami duduk berdua
di bangku halaman rumahnya
pohon jambu di halaman itu
berbuah dengan lebatnya
dan kami senang memandangnya
angin yang lewat
memainkan daun yang berguguran
tiba-tiba ia bertanya
“mengapa sebua kancing bajumu
lepas terbuka?”
aku hanya tertawa
lalu ia sematkan dengan mesra
sebuah peniti menutup bajuku
sementara itu
aku bersihkan guguran bunga jambu
yang mengotori rambutnya




E.  PEMUJAAN

Adalah salah satu manifestasi cinta manusia kepada Tuhannya yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi ritual.
Surat Al-Furqon ayat 59 – 60 :” Dia yang menciptakan langit dan bumi beserta apa-apa di antara keduanya dalam enam rangkaian masa, kemudian dia bertahta di atas singgasana-Nya. Dia maha pengasih, maka tanyakanlah kepada-Nya tentang soal-soal apa yang perlu diketahui.”
Pemujaan sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi dengan Tuhannya.

F.  BELAS KASIHAN

Dalam surat YOhanes, ada tiga macam cinta:
1.        Cinta agape ialah cinta manusia kepada Tuhan
2.      Cinta Philia ialah cinta kepada orang tua dan saudara
3.      Cinta Amor/ Eros ialah cinta antara pria dan wanita.

Cinta terhadap sesama manusia merupakan perpaduan antara cinta agape dan cinta cinta philia. Dalam cinta sesama istilah belas kasihan, karena cinta bukan cakap, kaya, cantik, pandai, melainkan karena penderitaaanya.
Perbuatan dan sifat menaruh belas kasihan adalah orang yang berakhlak, berbudi dan terpuji oleh Allah SWT.
Dalam cinta ialah rasa persatuan tanpa syarat. Rasa belas kasihan tidak terkandung unsur pamrih dan dari hati yang ikhlas.






G. CINTA KASIH EROTIS

Dalam cinta kasih erotis terdapat eksklusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih persaudaraan dan cinta kasih keibuan. Seringkali eksklusivitas dalam cinta kasih erotis disalahtafsirkan sebagai suatu ikatan hak milik.
Cinta kasih erotis eksklusif hanya dalam arti bahwa seseorang dapat menyatukan dirinya secara lengkap dan intensif hanya dengan satu orang lain saja. Cinta kasih erotis mengeksklusifkan cinta kasih terhadap orang lain hanya dalam segi fusi erotis dan keikutsertaan selengkapnya dengan semua aspek kehidupan orang lain, bukan arti cinta kasih kesaudaraan yang mendalam terhadap orang lain.






  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS