BAB X. MANUSIA DAN HARAPAN
A. PENGERTIAN HARAPAN
Harapan ialah keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga sesuatu yang diinginkan dapat terjadi dan menyangkut masa depan.
Contoh:
· Budi seorang mahasiswa Universitas Gunadarma, ia rajin belajar dengan harapan di ujian semester mendapat angka yang baik
· Hadir, seorang wiraswasta rajin. Ia mempunyai harapan usahanya menjadi besar dan maju. Ia yakin usahanya menjadi kenyataan dan sungguh-sungguh.
Perbedaan cita-cita dengan harapan :
Harapan mengandung pengertia tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita perlu setinggi bintang.
Persamaan antara harapan dan cita-cita :
· Antara keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud
· Pada umumnya dengan cita-cita atau harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.
B. APA SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN?
Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial, yaitu bergaul dengan manusia lain di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya.
Ada 2 hal yang mendorong orang bergaul dengan orang lain, yaitu:
a) Dorongan kodrat
Kodrat adalah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia diciptakan oleh Tuhan. Sebagai contoh menangis, bergembira, berpikir , berjalan, berkata, dan sebagainya.
Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan,misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya.
Kodrat terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Perbedaan antara kodrat manusia dan kodrat binatang ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi adalah akal, kemampuan untuk memilih, sedangkan binatang tidak memiliki kelebihan ini. Dengan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih.
Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.
b) Dorongan kebutuhan hidup
Telah kodrat pula manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup secara garis besar dapat dibedakan atas : kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.
Kebutuhan jasmaniah misalnya : makan, minum, pakaian, rumah ( sandang, pangan, papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan
Kebutuhan rohani : ketenangan, kedamaian, doa, kenyamanan.
Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain yang disebabkan kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/ jasmaniah maupun kemampuan berpikirnya.
Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan, yang hakekatnya ialah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu adalah :
a) Kelangsungan hidup ( survival )
Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang, pangan dan papan (tempat tinggal ).
Sandang, semula hanya berupa perlindungan / keamanan, untuk melindungi diri sendiri dari cuaca. Tetapi dalam perkembangan hidupnya, sandang tidak hanya sebagai perlindungan keamanan tetapi lebih cenderung kepada kebutuhan lain.’
Papan adalah tempat tinggal atau rumah. Rumah kebutuhan primer manusia, karena rumah sebagai tempat berlindung dari panas, gelap, hujan, dan sebagainya.
Untuk mencukupi kebutuhan pangan , sandang , papan, maka manusia sejak kecil telah mulai belajar. Dengan pengetahuan yang tinggi harapan memperoleh pangan, sandang, dan papan yang layak akan terpenuhi. Atau tiap manusia perlu bekerja keras dengan harapan apa yang diinginkan :pangan , sandang, papan yang layak terpenuhi.
b) Keamanan ( safety )
Setiap orang membutuhkan keamanan, bahkan sejak seorang anak lahir membutuhkan kamananan. Suara tangis saat lahir ialah pertanda minta perlindungan. Setelah besar, setiap anak akan bertambah besar ingin dilindungi.
Rasa aman tidak harus diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman. Dalam hal ini agama sering merupakan cara memperoleh keamanan moril bagi pemiliknya. Keyakinan bahwa Tuhan memberikan perlindungan berarti sudah memberikan keamanan yang diharapkan, walaupun fisik dalam keadaan bahaya.
c) Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai ( be loving and love )
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban seiring dengan pertumbuhan manusia yang akan semakin menyadari akan hak dan kewajiban.
Saat seorang telah beranjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai. Pada saat remaja, banyak remaja yang telah sadar akan keberadaan harapan ini dan biasanya terjadi konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua. Sebab umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai dengan alamnya.
d) Diakui lingkungan ( status )
Setiap manusia membutuhkan status. Siapa, untuk apa, mengapa manusia hidup. Setiap manusia yang lahir di dunia ini tentu akan bertanya akan statusnya.
Status keberadaanya dalam keluarga, dalam masyarakat, dan dalam negara. Status itu penting, karena dengan status orang mengetahui siapa dia, harga diri orang antara lain melekat pada status orang itu.
Dengan adanya harapan untuk memperoleh status in berarti orang menguasai hak milik nama baik , ingin berprestasi, ingin meningkatkan harga diri, dan sebagainya.
e) Perwujudan cita-cita ( self actualization )
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangkatannya atau profesinya. Pada saat itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.
C. KEPERCAYAAN
Kepercayaan berarti mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang ,bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri,melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas oragn lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat dipercaya.
Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Semakin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaan.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan, langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan hak beragama menurut keyakinan.
Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu dengan dasar keyakinan masing-masing.
KEBENARAN
Setiap orang mendambakan kebenaran karena amat penting dan mempunyai arti khusus bagi hidup manusia yang merupakan fokus dari segala pikiran, sikap dan perasaan.
Dalam tingkah laku, ucapan, perbuatan manusia selalu berhati-hati agara mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Dalam peribahasa ,” Sekali lancung ke ujian, selama hidup orang tak percaya,” manusia sadar bahwa ketidakbenaran dalam bertindak , berucap, dan bertindak dapat mencemarkan atau menjatuhkan namanya. Sehingga wajar kalau ketidakbenaran dapat berakibat kegelisahan, ketidakpastian dan kedukaan.
Dalam agama Budha ada ajaran yang dinamakan “ Jalan Utama Delapan Ruang” yang bertujuan agar pemeluknya tidak mengalami duka, kegelisahan, dan ketidakpastian. Isinya agar setiap pemeluknya memiliki pandangan yang benar, perbuatan yang benar, mata pencaharian yang benar , perhatian yang benar, dan konsentrasi yang benar.
Dr. Yuyun Suriasumantri dalam buku “Filsafat Ilmu, sebuah pengantar Populer” ada 3 teori kebenaran :
1) Teori Koherensi atau konsistensi
Yaitu suatu pernyataan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koherensi atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
Contoh: setiap manusia akan mati. Paul manusia. Paul akan mati
2) Teori korespondensi
Suatu terori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkoresponden ( berhubungan ) dengan objek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
Contoh : Jakarta ialah ibukota Republik Indonesia
3) Teori pragmatis
Kebenaran suatu pernyataan diukur dengan kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Dalam berbagai jenis kebenaran tersebut yang selalu diusahakan dan dijaga ialah kebenaran dalam bertindak, berbuat, berucap, berupaya, dan berpendapat. Sebab ketidakbenaran dalam hal-hal itu akan langsung mencemarkan atau menjatuhkan nama baiknya, sehingga orang tidak mempercayainya lagi.
D. BERBAGAI KEPERCAYAAN DAN USAHA UNTUK MENINGKATKANNYA
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia.
Kepercayaan dapat dibedakan atas :
1. Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada Tuhan Yang Maha Esa. Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2. Kepercayaan kepada orang lain
Dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja.a kepercayaan kepada orang lain sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya.
Misalnya, orang yang berjanji sesuatu harus dipenuhi, meskipun janji itu tidak terdengar orang lain, apalagi membuat janji kepada orang lain.
3. Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat lingkah laku karya Prof. Ir. Poedjawiyatna, negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, Tuhan pemilik kedaulatan sejati, karena Tuhan Pencipta.
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat, kewibawaan pun milik rakyat. Rakyat adalah negara, satu-satunya realitas adalah negara.
Kedaulatan mutlak pada negara, negara demikian disebut negara totaliter.
Satu-satunya yang mempunyai hak ialah negara, manusia perorangan tidak mempunyai hak, hanya mempunyai kewajiban ( negara diktator).
4. Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan ini sangat penting, karena keberadaan manusia ialah diciptakan oleh Tuhan.
Kepercayaan penting karnea tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhannya. Tuhan dapat menolong umatnya, apabila umat mempunyai kepercayaan kepada Tuhannya, karena tali penghubung mengalirkan daya kekuatannya.
Oleh karena itu, jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari Tuhan, manusia harus percaya kepada Tuhan, sebab Tuhanlah yang selalu menyertai manusia. Kepercayaan atau pengakuan akan adanya zat yang maha tinggi yang menciptakan alam semesta seisinya merupakan konsekuensinya tiap-tiap umat beragama dalam melakukan pemujaan kepada zat tersebut.
Inilah usaha yang dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya bergantung pada pribadi kondisi, situasi , dan lingkungan :
1) Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah
2) Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
3) Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan sebagainya.
4) Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
5) Menekan perasaan negatif, seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.
0 komentar:
Posting Komentar