TULISAN BAB III. MANUSIA DAN CINTA KASIH
Cinta adalah kesabaran
Dalam kehidupan sehari-hari semua orang akan menghadapi berbagai masalah. Untuk menghadapi semua itu diperlukan adanya kesabaran.

Ketika kita difitnah ataupun dihina oleh seseorang, hendaknya kita tidak membalasnya. Lupakan semua kejahatan dan hinaan,ingatlah setiap kebajikan karena dunia cukup menjadi saksi kebencian. Jadikanlah masa depanmu sebagai landasan besar untuk menumbuhkan cinta kasih dan kebijaksanaan. Kebencian atau kemarahan, seperti emosi bukan diakhiri dengan paksaan tetapi dengan cara latihan dan membina diri setahap demi setahap untuk mencabut akarnya. Apabila kita membalas kekerasan dengan kekerasan maka tak akan ada selesainya, karena kejahatan akan melahirkan kejahatan. Nafsu balas dendam akan menghasilkan lebih banyak dendam. Kemarahan tidak akan pernah dikalahkan dengan kemarahan, dan kebencian akan membawa kebencian lagi. Cara yang terbaik terhadap kejahatan ini adalah dengan melenyapkan kekuatan negatif itu dengan simpati saling memaafkan, tolenransi dan kesabaran.
Bila kesabaran berhasil membawa manusia ke sudut pandang seperti ini, bahkan kejadian yang paling buruk sekalipun, mengandung pesan yang positif bagi siapa saja. Sayangnya dalam beberapa kasus, kesabaran tidak cukup kuat untuk melawan kebencian dan kemarahan. Sehingga manusia tergelincir kepada sifat yang membuat jauh dari cinta kasih dan kesabaran, akan lebih baik lagi hasilnya apabila masing-masing individu berusaha menumbuhkan rasa cinta kasih dan kasih sayang serta kesabaran terhadap sesamanya. Kita tidak bisa membantu banyak dalam hal ini karena kesabaran ada di dalam, harus dibangkitkan dari dalam, dan ditumbuhkan dari dalam diri sendiri. Kehadiran orang lain hanya bisa menunjukkan jalan dan menjembatani saja, sedangkan tugas kita hanya berjalan mengikuti petunjuk jalan dan berusahan mencapai tujuan.
Setelah sampai tujuan semua orang akan mendapatkan cinta itu sebagai kesabaran ( Love is patient).
Sesungguhnya inilah yang dicari oleh setiap orang, sehingga setiap orang akan aman, damai, dan sejahtera. Dari sinilah, pelan-pelan namun pasti kebencian yang tak mengenal musim akan kering airnya. Di sini pula kita tahu bahwa setiap manusia perlu menumbuhkan adanya cinta dan kesabaran.
Sumber : Buku Fenomena Kehidupan , penulis : Bhikkhu Tejanando, penerbit : Vihara Buddha Sakyamuni Denpasar
Cinta Sejati

Kita tidak bisa mencetak atau mengendalikan orang lain. Kita tidak bisa mengatur dunia ini. Kita mencintai, tetapi tidak bisa mengaturnya. Kita bisa mengharapkan mereka bahagia, tetapi tidak bisa membuat mereka bahagia. Segala sesuatu berubah setiap saat.
Kita perlu mencintai, tetapi supaya kecintaan itu tidak menjadi bencana, maka cinta itu harus di dampingi dengan pengertian benar, kebijaksanaan. Inilah cinta sejati, cinta yang didampingi dengan kebijaksanaan. Bila cinta menimbulkan kesedihan, kekecewaan, keputus-asaan, itu bukanlah cinta yang sejati. Karena cinta sejati tidak menimbulkan malapetaka. Cinta sejati adalah cinta yang menjaga diri jangan sampai melekat.
KASIH SAYANG

Semua agama, semua kepercayaan mengajarkan cinta kasih: “ Janganlah engkau membenci, janganlah engkau memusuhi orang lain, karena mereka juga manusia seperti engkau, meskipun mereka membencimu, memusuhimu, janganlah engkau marah pada mereka.”
Kita adalah sesama manusia yang memang tidak sama, tetapi tidak sepenuhnya berbeda. Ktia semua adalah manusia. Seperti juga kita, mereka pun menginginkan kebahagiaan. Dengan menyadari ini, maka akan timbul kasih sayang yang sejati. Kasih sayang yang bukan kita jalankan karena semata-mata takut pada agama, kasih sayang yang tidak dipaksakan karena itu sudah perintah agama, tetapi kasih sayang yang muncul karena pengertian kita yang berkembang.
Sumber: Bersahabat dengan kehidupan, Penulis : Sri Pannyavaro , Penerbit : Suwung , Jogya
CINTA SEORANG IBU
Cinta yang sulit ditandingi adalah cinta seorang ibu kepada anaknya yang tunggal. Kalau seseorang mencintai seseorang, jika orang yang mencintai itu pergi, orang lain bisa menggantikannya. Tetapi cinta orangtua kepada anaknya, tidak bisa digantikan. Apalagi cinta seorang ibu. Siapa yang bisa menggantikan cinta seorang ibu kepada anaknya? Tidak ada!

Bagi ibu dan ayah, lahirnya seorang putra – lebih-lebih putra pertama – adalah kebahagiaan yang luar biasa. Tetapi, kebahagiaan itu sesungguhnya adalah awal suatu pengorbanan dan kebajikan tanpa batas, yang merupakan kewajiban orangtua demi masa depan putra tercinta. Sulit digambarkan, perjuangan orangtua dalam membesarkan dan mendidik anak-anak mereka. Anak adalah bagian hidup orangtua. Kalau anak sakit, orangtua akan sangat menderita. Sebaliknya, bila anak sehat dan bahagia, orangtua pun turut bahagia. Anak-anak adalah harta yang tidak ternilai harganya. Mereka pembawa kebahagiaan, tetapi juga penyebab kesulitan bagi orangtua.
Sesuatu yang tidak mungkin meleset adalah cinta orantua kepada anaknya pasti lebih besar bila dibandingkan dengan cinta anak-anak kepada orangtua mereka. Orangtua yang baik selalu berusahan memberikan yang paling baik kepada anak-anaknya.
Beberapa Ayat Al-Qur’an Tentang Cinta
Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat dzalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).(2:165)
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).(3:14)
Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(3:31)
Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.(5:54)
Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya.” Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.(9:24)
Yang demikian itu disebabkan karena sesungguhnya mereka mencintai kehidupan di dunia lebih dari akhirat, dan bahwasanya Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang kafir.(16:107)
Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,(49:7)
(Juga) bagi para fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridaan (Nya) dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar.
Dan orang-orang yang telah menempati Kota Madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.
Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka berdoa: “Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang”.(59:8-10)
:: PSIKOLOGI CINTA ::

Menurut Sternberg, cinta adalah sebuah kisah, kisah yang ditulis oleh setiap orang. Kisah tersebut merefleksikan kepribadian, minat dan perasaan seseorang terhadap suatu hubungan. Ada kisah tentang perang memperebutkan kekuasaan, misteri, permainan, dsb. Kisah pada setiap orang berasal dari “skenario” yang sudah dikenalnya, apakah dari orang tua, pengalaman, cerita, dsb. Kisah ini biasanya mempengaruhi orang bagaimana ia bersikap dan bertindak dalam sebuah hubungan.
Sternberg terkenal dengan teorinya tentang “Segitiga Cinta” (bukan cinta segitiga lho…!). Segitiga cinta itu mengandung komponen : (1). Keintiman (Intimacy), (2). Gairah (Passion) dan (3). Komitmen.

Menurut Sternberg, setiap komponen itu pada tiap-tiap orang berbeda derajatnya. Ada yang hanya tinggi di gairah, tapi rendah pada komitmen. Sedangkan cinta yang ideal adalah apabila ketiga komitmen itu berada dalam proporsi yang sesuai pada suatu waktu tertentu. Misalnya pada tahap awal hubungan, yang paling besar adalah komponen keintiman. Setelah keintiman berlanjut pada gairah yang lebih besar (dalam beberapa budaya) harus disertai dengan komitmen yang lebih besar, misalnya melalui perkawinan.
Seperti telah diuraikan sebelumnya, pada hubungn cinta seseorang sangat ditentukan oleh pengalamannya sendiri mulai dari masa kanak-kanak. Bagaimana orang tuanya saling mengekspresikan perasaan cinta mereka (atau malah bertengkar melulu..). Hubungan awal denga n teman-teman dekat, kisah-kisah romantis sampai yang horor, dsb. akan membekas dan mempengaruhi seseorang dalam berhubungan. Karenanya setiap orang disarankan untuk menyadari kisah cinta yang ditulis untuk dirinya sendiri.

Atau bagaimana cinta dapat dipertentangkan dengan perang dan kebencian?
Hanya saja, sebagai sebuah deskripsi ilmiah terhadap fenomena cinta, teori ini dapat dikatakan cukup membantu dalam memetakan pola-pola hubungan cinta antar individu.
Hanya saja, sebagai sebuah deskripsi ilmiah terhadap fenomena cinta, teori ini dapat dikatakan cukup membantu dalam memetakan pola-pola hubungan cinta antar individu.
1 komentar:
aku kira blognya ttg agma kristiani, pas liat halmn depannya...hehhe... isinya bagus juga
Posting Komentar