Rangkuman Bab I . Manusia dan Kebudayaan

BAB I. MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A.  MANUSIA
Unsur-unsur yang membangun manusia :
1.       Manusia terdiri dari empat unsur yang saling terkait, yaitu:
a.     Jasad, yaitu: badan kasar manusia yang Nampak pada luar, menempati ruang dan waktu
b.     Hayat, yaitu: mengandung unsur hidup, yang ditandai dengan gerak
c.      Ruh, yaitu : bimbingan dan pimpinan Tuhan, daya yang bekerja secara spiritual dan memahami kebenaran.
d.     Nafas : kesadaran tentang diri sendiri
2.      Manusia sebagai satu kepribadian, mengandung 3 unsur, yaitu :
a.     Id , merupakan struktur kepribadian yang paling primitive dan tidak nampak. Id merupakan libido murni atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan seks. Proses pemuasan diatur oleh prinsip kesenangan dengan mencari kepuasan instingtual libidinal yang harus dipenuhi secara langsung melalui pengalaman seksual, atau tidak langsung ( proses primer ).
b.     Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang dibedakan dari Id, kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energy Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain. Ego sadar akan lingkungan luar. Pencapain kepuasan dengan cara lingkungan sosial dapat diterima ( proses sekunder )
c.      Superego, merupakan struktur yang berkembang secara internal dalam diri individu dan terbentuk dari lingkungan eksternal.
Ketiga unsur ini digunakan sebagai alat analisa bagi tingkah laku manusia.
B.  HAKEKAT MANUSIA

a.                 Makhluk ciptan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
b.                 Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan makhluk lainnya.
Perbedaan manusia dengan makhluk  yang lain ialah kesempurnaan terletak pada adab dan budaya, manusia dilengkapi akal, perasaan, dan kehendak dalam jiwa manusia.
c.                  Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayat budayawi
d.                 Makhluk ciptaan Tuhan yang terkait dengan lingkungan ( ekologi ), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.


C.  KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR

Menurut Francis L.K. Hsu, sarjana Amerika keturunan Cina, telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya mengandung 8 daerah yang disebut bagan psiko-sosiogram.
Penjelasan bagan psiko-sosiogram:
No. 7 dan 6 disebut daerah tak sadar dan subsadar. Lingkaran ini berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak ke dalam, sehingga tidak disadari oleh individu.
No. 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan ( unexpressed conscious ). Lingkaran ini terdiri dari pikiran dan gagasan yang disadari oleh individu, tetapi disimpan di alam jiwa sendiri, dan tidak dinyatakan kepada siapapun dalam lingkungan.
No.4 disebut kesadaran yang dinyatakan ( expressed conscious ). Lingkaran ini terdiri dari pikiran dan gagasan , perasaan yang dinyatakan secara terbuka oleh individu kepada sesamanya, mudah diterima dan dijawab oleh sesamanya.
No. 3 disebut lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang dan benda oleh individu bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan hati apabila dalam kesedihan dan kesulitan.
No. 2 disebut lingkaran hubungan berguna, ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, benda bagi dirinya.
No. 1 disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda, alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan , tetapi jarang mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari.
No. 0 disebut lingkungan dunia luar, terdiri dari pikiran dan anggapan tentang orang dan hal yang terletak di luar masyarakat dan Negara Indonesia, ditanggapi dengan sikap masa bodoh.
Perbedaan Kebudayaan Timur dan Kebudayaan Barat ialah Kebudayaan Timur lebih mementingkan kehidupan kerohanian, mistik, pikiran preologis, keramahtamahan, dan gotong royong. Sedangkan Kebudayaan Barat lebih mementingkan kebendaan, pikiran logis, hubungan asas guna , dan individualisme.

D.  PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Kata kebudayaan berasal dari kata bahasa Sansekerta dari kata budhayah yang berarti budi atau akal.
Menurut antropolog Melville J.Herkovits dan Bronislaw Malinowski, kebudayaan adalah segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat ditentukan adanya oleh kebudayaan yang dimiliki masyarakat itu.
  Tokoh-tokoh kebudayaan berikut mengartikan arti kebudayaan:
Antropolog, E.B. Tylor (1871) mendefinisikan kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat, dan kemampuan lain serta kebiasaan  yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Selo Sumarjan dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat.
Sutan Takdir Alisyahbana mendefinisikan kebudayaan adalah manifestasi dari cara berpikir.
Koentjaraningrat mengartikan kebudayaan berarti keseluruhan gagasa dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhan dari hasil budi pekertinya.
A.L Krober dan C. Kluckhon mengartikan kebudayaan adalah manifestasi atau penjelmaan kerja jiwa manusia dalam arti seluas-luasnya.
C.A. Van Peursen mendefinisikan kebudayaan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang, dan kehidupan setiap kelompok orang-orang, berlainan dengan hewan, maka manusia hidup mengubah alam.
Kroeber dan Klukhon mendefinisikan kebudayaan adalah terdiri atas berbagai pola, bertingkah laku mantap, pikiran, perasaan dan reaksi yang diperoleh dari simbol-simbol yang meyusun pencapaian secara tersendiri dari kelompok manusia, termasuk perwujudan benda materi, pusat esensi kebudayaan dan keterikatan terhadap nilai-nilai.

E.  UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

Menurut C. Kluckhohn, dalam karyanya berjudul Universal Categories of Culture, mengemukakan tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
1.    Sistem religi ( sistem kepercayaan )
Merupakan priduk manusia sebagai homo religious. Manusia memiliki kecerdasan pikiran dan perasaan luhur, menyadari diatas kekuatan dirinya terdapat kekuatan lain yang maha besar.
2.   Sistem Organisasi Kemasyarakatan
Merupakan produk dari manusia sebagai homo socius. Manusia sadar tidak dapat hidup sendiri, maka disusunlah organisasi kemasyarakatan untuk bekerja sama meningkatkan kesejahteraan.
3.   Sistem Pengetahuan
Merupakan produk manusia sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat diperoleh dari pemikiran sendiri, dan juga pemikiran dari orang lain.

4.   Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Merupakan produk manusia sebagai homo economicus menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus meningkat
5.   Sistem Teknologi dan Peralatan
Merupakan produk dari manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikiran dan bantuan anggota tubuh, manusia mampu membuat dan mempergunakan alat.
6.   Bahasa
Merupakan produk dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa manusia berkembang dari bentuk tanda ( kode ) kemudian bahasa lisan, dan akhiknya menjadi bentuk bahasa tulisan.
7.    Kesenian
Merupakan hasil dari manusia sebagai homo aesteticus. Manusia mencukupi kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan pemenuhan kebutuhan psikisnya untuk dipuaskan.
Kebudayaan dapat dibedakan menjadi 2 bentuk wujud. Pertama, kebudayaan bendaniah ( material ) dengan ciri dapat dirasa saja. Kedua, kebudayaan rohaniah ( spiritual ) dengan ciri tidak dapat dirasa.

F.   WUJUD KEBUDAYAAN

Menurut dimensi wujudnya, kebudayaan terdiri dari 3 wujud :
1.       Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia
Disebut sistem budaya, sifatnya abstrak, tidak terlihat, berpusat pada manusia yang menganutnya
2.   Kompleks aktivitas
Berupa aktivitas manusia yang saling berinteraksi, bersifat konkret, dapat diamati. Wujud ini disebut sistem sosial.
3.   Wujud sebagai benda
Aktivitas manusia yang saling berinteraksi tidak lepas dari berbagai penggunaan peralatan sebagai hasil karya manusia untuk mencapai tujuannya.

G.  ORIENTASI NILAI BUDAYA

Menurut C. Kluckhohn dalam karya Variations in Value Orientation sistem nilai budaya dalam semua kebudayaan di dunia, menyangkut lima masalah pokok kehidupan manusia, yaitu:
1.    Hakekat hidup manusia ( MH )
Hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara ekstern. Ada yang menganggap hidup ini baik, hidup ini buruk dan manusia berikthiar agar hidup lebih baik.
2.   Hakekat karya manusia ( MK )
Setiap kebudayaan hakekat berbeda, ada yang beranggapan bahwa karya bertujuan untuk hidup, karya memberikan kedudukan atau kehormatan, karya merupakan gerak hidup untuk menambah karya lagi.
        3.   Hakekat waktu manusia ( WM )
Hakekat waktu setiap kebudayaan berbeda, ada yang berpandangan orientasi masa lampau, orientasi masa kini, atau masa yang akan datang.
        4.   Hakekat alam manusia ( MA )
Ada kebudayaan yang menganggap manusia harus mengeksploitasi alam atau memanfaatkan alam semaksimal mungkin, dan manusia harus harmonis dengan alam.
        5.   Hakekat hubungan manusia ( MN )
Dalam hal ini ada yang mementingkan hubungan manusia dengan manusia, baik secara horizontal maupun vertikal, serta berpandangan individualistis ( menilai tinggi kekuatan sendiri )

H.  PERUBAHAN KEBUDAYAAN

Semua kebudayaan mempunyai dinamika dan gerak.
Terjadinya gerak / perubahan disebabkan oleh beberapa faktor :
1.       Sebab-sebab yang berasal dari dalam masyarakat dan kebudayaan sendiri, misalnya perubahan jumlah dan komposisi penduduk.
2.      Sebab-sebab perubahan lingkungan alam dan fisik tempat mereka hidup. Masyarakat yang hidup terbuka, berubah lebih cepat.

Perubahan sosial dan perubahan kebudayaan berbeda.
Perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyaraktan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai-nilai, sikap dan perilaku di antara kelompok masyarakat.
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam sistem ide yang dimiliki bersama oleh warga masyarakat bersangkutan, antara lain aturan,norma sebagai pegangan kehidupan, juga teknologi, selera, rasa keindahan ( kesenian ), dan bahasa.

Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru :
1.       Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
2.      Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama, dan ajaran ini terjalin erat dalam keseluruhan pranata yang ada, maka penerimaan unsur baru mengalami hambatan dan di seleksi berlandaskan ajaran agama berlaku.
3.     Corak struktur sosial suatu masyarakat. Mislanya sistem otoriter sukar menerima unsure kebudayaan baru.
4.     Unsur kebudayaan sebelumnya mengandung unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan baru
5.       Apabila unsur yang baru memiliki skala kegiatan yang terbatas, dan dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat yang bersangkutan.

I.     KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Secara sederhana hubungan manusia dan kebudayaan adalah : manusia sebagai perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia.
Contoh hubungan manusia dengan peraturan-peraturan kemasyarakatan. Pada awalnya peraturan itu dibuat oleh manusia, setelah peraturan itu jadi maka manusia yang membuat harus patuh kepada peraturan yang dibuatnya sendiri.
Hubungan manusia dan kebudayaan saling terkait satu sama lain, yang disebut dialektis.

Proses dialektis tericpta melaui tiga tahap, yaitu:
1.       Eksternalisasi, yaitu proses manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun dunianya.
2.      Obyektivasi, yaitu proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.
3.     Internalisasi, yaitu proses dimana masyarakat disergap kembali oleh manusia. Manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dapat hidup dengan baik.





  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar