Rangkuman Bab V. Manusia dan Penderitaan

BAB 6. MANUSIA DAN PENDERITAAN

A.  PENGERTIAN PENDERITAAN

Penderitaan berasal dari kata bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, karena termasuk realitas dunia dan manusia, hal ini “risiko” hidup. Tuhan memberikan kebahagiaan kepada umat-Nya, dan penderitaan atau kesedihan dengan makna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dari-Nya. Kepada manusia sebagai homo religious Tuhan telah memberikan kelebihan dibandingkan makhluk ciptaan lainnya, sehingga manusia diuji imannya untuk sadar dan bertobat kepada-Nya dan pasrah pada nasib yang ditentukan Tuhan. Kepasrahan akan menghasilkan kedamaian dalam hati, sehingga berkurang penderitaan yang dialami dan bersyukur atas segala yang diuji.
Baik dalam Al Quran maupun kitab suci agama lain terdapat surat dan ayat yang menguraikan tentang peringatan bagi manusia akan penderitaan dan penderitaan manusia.
Contoh penderitaan dalam kehidupan adalah  penderitaan fisik yang dialami dapat diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Penderitaan psikis, penyembuhan terletak pada kemampuan penderita dalam menyelesaikan persoalan psikis yang di hadapinya.

B.  SIKSAAN

Siksaan adalah siksaan badan atau jasmani dan siksaan jiwa atau rohani. Karena siksaan yang dialami seseorang timbullah penderitaan.
Dalam ayat 40 surat Al Ankabut ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya.
Siksaan yang bersifat psikis misalnya kebimbangan, kesepian dan ketakutan:
Kebimbangan dialami oleh seseorang bila ia tidak dapat menentukan pilihan atau keputusan yang akan diambil. Akibat kebimbangan seseorang berada dalam keadaan tersiksa dan bagi orang lemah akan semakin lama dialami siksaan, namun bagi orang yang kuat berpikir akan cepat mengambil keputusan sehingga kebimbangan cepat dapat di atasi.
Kesepian dialami oleh seseorang merupakan rasa sepi dalam diri sendiri atau jiwa meskipun ia dalam lingkungan orang ramai.
Kesepian yang berkepanjangan akan seseorang merasakan penderitaan batin. Sebagai homo socius, seseorang perlu kawan berkomunikasi. Seorang individu perlu  mengisi waktunya dengan kesibukan untuk mengusir kesepian dan tidak memperoleh tempat dan waktu dalam diri.
Ketakutan merupakan yang menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Phobia ialah rasa takut yang dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, misalnya takut pada tikus, ular, serangga, dan sebagainya. Sebab-sebab ketakutan adalah:
(a) Claustrophobia dan Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Agoraphobia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
(b)   Gamang merupakan ketakutan bila seseorang di tempat yang tinggi.
(c)   Kegelapan merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap.
(d)  Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan di alami karena dalam pikirannya semua akan menimbulkan kesakitan.
(e)   Kegagalan merupakan ketakutan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.
Penyebab phobia umumnya ada dua aliran. Ahli ilmu jiwa berpendapat phobia adalah suatu gejala dari problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukkan sebelum phobianya akan hilang.
Ahli yang merawat tingkah laku berpendapat bahwa phobia adalah problemanya dan tidak perlu menemukan sebabnya supaya mendapat perawatan dan pengobatan.

C.  KEKALUTAN MENTAL

Kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga seseorang bertingkah kurang wajar.
Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental :
(a)   Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
(b)   Nampak pada kejiwaannya dengan cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.


Tahap – tahap gangguan kejiwaan adalah :
(a)   Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala kehidupan penderita baik jasmani dan rohani.
(b)   Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah; pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan segera memecahka problemnya sehingga tidak menekan perasaannya.
(c)   Kekalutan merupakan titik patah ( mental breakdown ) dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental adalah sebagai berikut:
(a)   Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna; hal tersebut menyebabkan seseorang merasa rendah diri yang berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan mentalnya.
(b)   Terjadinya konflik sosial budaya akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
(c)   Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie.

Proses-proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya ke arah:
(a)   Positif : trauma ( luka jiwa ) yang dialami dijawab secara baik sebgai usaha agar tetap survive dalam hidup, missal melakukan sholat tahajud malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar.
(b)   Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan akan yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapai apa yang diinginkan. Bentuk frustasi adalah :
1)       Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat terjadinya hypertensi ( tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang membahayakan sekitar
2)      Regresi adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan ( infantile), misalnya menjerit-jerit, meraung-raung, memecah barang-barang.
3)     Fiksasi adalah peletakan atau pembatasan pada satu pola yang sama ( tetap ), misalnya membisu, memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala pada benda keras.
4)     Proyeksi merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain.
5)      Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya, misalnya soal harta kekayaan dengan pengusaha kaya yang sukses.
6)     Narsisme adalah self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior daripada orang lain.
7)      Autisme adalah gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.

Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan , seperti :
1)       Kota-kota besar yang banyak tantangan hidup yang berat, pemenuhan kehidupan yang besar, dan egoisme sebagai ciri masyarakat kota yang tidak memperdulikan penderitaan orang lain.
2)      Anak-anak muda usia yang tidak berhasil mencapai apa yang dikehendaki atau diidam-idamkan, karena tidak  berimbangnya kemampuan dengan tujuannya, sehingga pada orang-orang usia tua pun sering mengalami penderitaan dalam kenyataan hidupnya akibat norma lama yang dipegang teguh sudah tidak sesuai dengan norma baru yang tengah berlaku.
3)     Wanita pada umumnya lebih mudah merasakan suatu masalah yang dibawanya ke dalam hati atau perasaannya, tetapi sulit mengeluarkan perasaannya, sehingga kaum wanita yang banyak penderita psikosomatisme ( penyakit akibat gangguan kejiwaan ) daripada kaum pria.
4)     Orang yang tidak beragama tidak memiliki keyakinan, bahwa di atas dirinya ada kuasa yang lebih tinggi
5)      Orang yang terlalu mengejar materi untuk tujuan kegiatannya dan mengabaikan spiritual.

D.  PENDERITAAN DAN PERJUANGAN

Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis,manusia harus optimis yang mengganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Allah berfirman dalam surat Arra’du ayat 11, bahwa Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkuangan, masyarakat sekitar, dengan waspada  dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.
Manusia merencanakan dan Tuhan yang menentukan. Penderitaan yang terjadi selain dialami sendiri oleh yang bersangkutan, juga dialami oleh orang lain, serta akibat perbuatan atau kelalaian seseorang, orang lain atau masyarakat menderita.

E.  PENDERITAAN, MEDIA MASA DAN SENIMAN

Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakta dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati.
Tidak kalah pentingya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca dapat menghayatipenderitaan sekaligus keindahan karya seni. Contoh : penderitaan anak bernama Arie Hangara yang mati akibat siksaan orangtua sendiri di filmkan dengan judul “Arie Hangara”.

F.   PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA

Sebab-sebab timbulnya penderitaan manusia sebagai berikut :
a)   Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Disebut juga nasib buruk , dapat diperbaiki manusia supaya menjadi baik dan memperbaiki nasibnya. Takdir ialah Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk manusia penyebabnya.
       b )   Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan
Kesabaran, tawakal, dan optimism dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
Beberapa kasus penderitaan yang dialami manusia:
(1)     Prof.Dr.Thaha Husen buta sejak dilahirkan, diasuh dengan tabah oleh orang tuanya. Ia bersekolah, kecerdasannya luar biasa, ia memperoleh pendidikan sampai di Universitas dan memperoleh gelar Doktor di Universitas DSarbone Perancis.
(2)   Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi sabar ia menerima cobaan penyakit kulit, sehingga istrinya bosan memelihara dan dikucilkan. Berkat kesabaran dan kepasrahan kepada Tuhan, ia sembuh dan tampak lebih muda.
(3)   Tenggelamnya Fir’aun di laut Merah adalah Azab yang dijatuhkan Tuhan kepada orang yang angkuh dan sombong yang mengaku dirinya Tuhan. Ketika Fir’aun dan bala tentaranya mengejar Nabi Musa dan pengikutnya menyeberang Laut Merah, mereka tenggelam saat laut yang telah terbelah dua tertutup kembali menjadi satu.

b)   PENGARUH PENDERITAAN

Orang yang mengalami penderitaan akan memperoleh pengaruh sikap positif dan sikap negatif.
Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri seperti ungkapan “ sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna”, “nasi sudah menjadi bubur”.
Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan.






  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar