STREET FESTIVAL & CARNAVAL melestarikan kebudayaan Indonesia
Indonesia kaya akan keanekaragaman kebudayaan dan adat istiadat di seluruh penjuru Nusantara yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Pelestarian kebudayaan Indonesia sangatlah diperhatikan demi keberlangsungan kebudayaan generasi ke generasi agar nilai-nilai dan kekayaan tradisional tetap terpelihara sepanjang masa.
Salah satu cara untuk melestarikan kebudayaan Indonesia oleh masyarakat Indonesia ialah dengan menyelenggarakan festival-festival kebudayaan setiap tahunnya yang dimeriahkan dengan kehadiran berbagai keberagaman seni budaya bangsa yang terdiri dari budaya tradisional tentunya. Di tiap daerah secara periodik akan menyelenggarakan festival kebudayaan dalam rangka melestarikan nilai seni budaya daerah dan menjadi sarana promosi kebudayaan Indonesia bagi para turis mancanegara untuk datang berkunjung di Indonesia.
Ini adalah beberapa festival kebudayaan Indonesia yang turut melestarikan seni budaya Indonesia sebagai warisan bangsa yang tak ternilai harganya.
1. ** JEMBER FASHION CARNAVAL**
Ini dia street festival yang cukup spektakuler di Indonesia. Jember Fashion Carnaval ( JFC) merupakan event fashion carnaval on the street. Tidak hanya di Indonesia, event ini juga sukses membawa nama Jember ke mancanegara karena dikenal sebagai karnaval terbesar se-Asia. Tiap digelar acara ini bisa diikuti sekitar 600 peserta dan disaksikan ribuan penonton yang datang dari dalam dan luar negeri. Sepanjang jalan anak-anak muda Jember memperagakan kostum unik yang sarat kreativitas. Hebatnya lagi, kostum mereka benar-benar “nggak biasa” dan nggak ada yang sama.
Tiap tahun, JFC punya tema berbeda-beda. Di pagelarannya yang ke-8 di tahun 2009 bertema World Unity. JFC ini juga tercatat di MURI sebagai peragaan dengan catwalk terpanjang yaitu 3,6 km.
"JEMBER FASHION CARNIVAL" EKSPRESIKAN HARTA KARUN KEBUDAYAAN
Di tahun 2010, JFC telah berlangsung sukses dan meriah. Kreasi unik dan spektakuler dalam busana yang ditampilkan 600 peserta "Jember Fashion Carnival (JFC)" ke-9 yang digelar di Kabupaten Jember, Jawa Timur, 8 Agustus 2010.
Seluruh persiapan model JFC sudah dilakukan selama satu bulan lebih untuk memberikan penampilan yang terbaik di hadapan puluhan ribu penonton yang memadati kawasan kota Jember saat itu, baik wisatawan domestik maupun mancanegara.
Dengan sentuhan karya etnik dan kreatifitas yang tinggi dari anak bangsa, sejumlah barang bekas dan tidak layak pakai dapat menghasilkan sebuah busana yang spektakuler dan unik. Presiden JFC, Dynand Fariz mengemukakan ," JFC ingin mengekspresikan harta karun kebudayaan di berbagai daerah, bahkan di negara lain melalui busana yang cukup fantastis."
JFC ke-9 yang digelar tahun 2010 mengangkat tema utama "World Treasure" karena banyak keindahan di dunia yang menjadi sebuah harta karun yang terpendam, kemudian ditampilkan melalui karnaval mode Jember.
Anak-anak TK Al-Irsyad pun tak mau ketinggalan untuk bersaing dengan ratusan model JFC, mereka menampilkan busana terbaiknya dalam Jember Fashion Carnaval yang diresmikan Presiden JFC sebagai "JFC Kids" dengan defile Cinta Indonesia.
Sebanyak 600 peserta menampilkan sembilan "defile" dalam karnaval mode Jember yang memiliki "catwalk" sepanjang 3,6 kilometer, dari alun-alun kota menuju ke Gedung Olahraga (GOR) Kaliwates Jember.
Sembilan defile yang ditampilkan JFC antara lain defile "Dream Sky", Toraja, "Butterfly", Thailand, "Cactus", Kabuki, Mongol, Apocalypse, dan Voyage.
“Di tiap penyelenggaraan festival, selalu ada satu defile di JFC yang terinspirasi dari daerah di Indonesia yang memiliki adat istiadat dan kebudayaan yang unik, tahun ini Toraja menjadi salah satu pilihan defile di JFC ke-9," jelas Presiden JFC, Dynand Fariz.
Jember Fashion Carnaval merupakan salah satu upaya dari generasi muda di Kabupaten Jember untuk melestarikan kebudayaan Indonesia dan mempersembahkan yang terbaik untuk Indonesia yang sudah 65 tahun merdeka.
Ini dia galeri photo dari JFC yang kesemuanya meriah dan full colour.. cerminan budaya Indonesia yang mengandung nilai seni dan kreatifitas yang bernilai tinggi :
“JEMBER FASHION CARNAVAL “ TAHUN 2011
Nah, di tahun 2011 ini akan kembali diselenggarakan JFC lho…!
Jember Fashion Carnaval setiap orang pasti telah mendengar cerita orang-orang dan berita bagaimana kehebohan event tersebut sampai masyarakat Jember, salah satu kota besar di Jawa Timur, dari luar kota dan seluruh Indonesia, bahkan dari luar negeri tumpah ruah di jalan menyaksikan parade meriah ini.
JFC X ini memasuki “First Decade” yang katanya akan menampilkan berbagai kreasi fashion dari seluruh Indonesia bahkan Dunia. Eventnya akan diselenggarakan di Jember, Jawa Timur tanggal 24 Juli 2011 nanti dengan tema utama “Eye on Triumph“.
Ada 9 subtema yang dipakai dalam fashion nantinya antara lain Royal Kingdom, Punk, India, Athena, Tsunami, Bali, Borneo, Roots, Animal Plant, dan Butterfly.
Panitia mengklaim bahwa desain, sponsor busana bahkan model sampai yang make up, adalah satu orang. Juga banyak menggunakan bahan-bahan bekas dan daur ulang dari lingkungan sekitar. Menarik, walaupun mungkin ada event sejenis di luar negeri, namun kegiatan ini selain mengangkat khasanah kekayaan budaya bangsa dan alam Indonesia juga tentunya memperkaya kreativitas anak bangsa dalam event ini. Bahkan orang bule pun banyak tertarik ambil bagian dalam parade tahunan ini. So pasti tentunya mengenalkan Indonesia di dunia luar.
1. ** FESTIVAL KEMANG**
Festival yang digelar sepanjang jalan 1 km ini menyuguhkan kesenian dan stand makanan Betawi. Di pagelarannya tahun 2009 , acara dimeriahkan dengan lomba palang pintu, pentas tari dan pencak silat Betawi, lomba fashion show pakaian adat Betawi, lomba makanan Betawi siap saji.
Tarian mancanegara seperti dari Jepang, Korea Selatan, dan India juga ada di event yang sudah digelar 4 tahun ini yang dimulai tahun 2005. Festival ini juga dikenal dengan Festival Palang Pintu. Diambil dari salah satu kesenian yang biasa ada dalam pernikahan adat Betawi yang dilakukan sebelum calon mempelai pria menemui calon mempelai wanita.
Festival Kemang adalah berangkat dari keunikan dan kekhasan Jalan Kemang Raya yang merupakan tempat bertemunya budaya antar bangsa dan Multi Etnis, namun juga kuat dengan budaya Betawi yang dimiliki oleh warga asli Jakarta.
Festival Kemang merupakan perpaduan antara penampilan seni budaya khususnya budaya betawi berpadu dengan kebudayaan lain sehingga dengan adanya perpaduan kebudayaan seni.
Ketua Penyelenggara Festival Kemang Ahmad Halyadi mengatakan pengunjung Festival Kemang dapat meninkmati kesempatan berbelanja barang-barang unik dan menarik yang hanya dapat ditemukan di Festival Kemang, di lebih dari 300 stand peserta bazaar yang akan menyajikan berbagai hasil karya kerajinan dari berbagai daerah yang unik dan menarik dan produksi UKM, Fashion dan asesories barang-barang antik selain makanan khas yang disukai di Ibukota Jakarta.
Ini dia galeri photo festival Kemang Jakarta :
3 ** FESTIVAL JALAN JAKSA**
Jalan Jaksa dikawasan Menteng Jakarta Pusat ini terkenalsebagai salah satu tempat bermalam murah meriah buat para para wisatawan mancanegara, khususnya mereka turis Back Packer alias turis yang ingin paket hemat gitu dech. Selain tempatnya strategis di pusat Jakarta, disini banyak tempat penginapan dan hiburan yang tarifnya relatif murah.
Sebagai kawasan unggulan potensial pariwisata Jakarta, pemerintah berupaya untuk mempertahankan kesan tersebut, salah satunya melalui pagelaran festival tahunan.
Festival yang diberi nama sesuai dengan nama jalannya ini biasa menampilkan berbagai macam kesenian tradisional Betawi mulai dari marawis, tanjidor, gambang kromong, cokek, lenong, tari topeng, dll. Di Festival Jalan Jaksa kamu juga bisa mencicipi masakan di stand makanan tradisionalnya seperti bubur ase, soto Betawi, kerak telor, ketupat sayur, dan kuliner lainnya yang digelar di jalanan sepanjang 430 meter. Bazzar, marching band, workshop, sampai layar tancap juga biasa meramaikan festival yang diadakan 3 hari berturut-turut sejak tahun 1994 ini. Pemerintah berharap agar kebudayaan betawi bisa dikenal dunia internasional dan tidak dilupakan begitu saja oleh warga aslinya. Semoga saja ini patut dicontoh oleh kawasan-kawasan lainnya di Indonesia.
Sebagai contoh Festival Jalan Jaksa digelar pada tanggal 1 Agustus 2010 tahun lalu. Unsur budaya Betawi pun menjadi andalannya .
Pantauan di lokasi, dua pasang ondel-ondel siap menyambut siapapun yang mengunjungi festival itu. Sejumlah “Abang-None” dadakan pun turut menyambut. Yang dimaksud Abang-None di sini yakni sejumlah pasangan yang mengenakan busana khas Betawi yaitu kebaya encim Betawi untuk wanita dan baju koko disertai kain yang dilibatkan di pinggang untuk si pria .
Festival ini terbuka untuk umum, namun bagi Anda yang membawa kendaraan, terpaksa memarkir di luar jalan Jaksa. Pasalnya, sepanjang akses jalan yang biasanya hanya bisa dilalui satu jalur itu ditutup. Jadi, Anda harus berjalan kaki untuk menikmati Festival itu.
Kegiatan Festival Jalan Jaksa ini merupakan salah satu kegiatan unggulan pariwisata di kawasan Jakarta Pusat, yang telah diselenggarakan sejak 1994 dan menjadi kegiatan rutin setiap tahun di Jakarta.
Jika sudah menjelang Hari ulang tahun Negara RI, kita tinggal menghitung hari. Nah.. berbagai acara lomba sudah mulai banyak yang berlangsung apabila yang rutin setiap tahunnya ! Salah satunya dikawasan di Jakarta yang jadi favoritnya para turis asing menginap. Menjelang hari ulang tahun Kemerdekaan negara kita yang tercinta ini banyak acara rutin secara tahunan digelar dan jadi sesuatu yang khas hingga ditunggu - tunggu salah satunya adalah Festival Jalan Jaksa.
Apalagi kawasan ini sudah ditetapkan oleh Pemerintah Kodya setempat sebagai salah satu pusat hiburan malam bagi para turis asing. Setiap tahun ditempat ini digelar yang namanya Festival Jalan Jaksa. Begitu juga tahun ini yang berlangsung 2 hari tanggal 9 dan 10 Agustus kemarin.
Berbagai kesenian Betawi dan pameran sejumlah produk ungggulan yang ada di Jakarta Pusat digelar melalui puluhan stand. Jadi berjejer disepanjang Jalan Jaksa yang memang sengaja ditutup untuk keperluan festival.
Selain ada aneka makanan tradisional, banyak barang unik yang bisa didapat. Misalnya aneka kaos dan poster khusus bergambar almarhum Benyamin Sueb, itu lho tokoh legendaris seniman Betawi.
Bang Ben digambar dalam berbagai tokoh mulai dari Superman, Hitler, Presiden Sukarno sampai gambar KTP nya segala, pokoknya macam-macam. Festival Jalan Jaksa yang dirintis sejak tahun 1993 itu dibina diprakrasai Pemuda Karang Taruna setempat yang ingin memperkenalkan budaya Betawi kepada para wisatawan yang datang ke Jalan Jaksa.
Dalam perkembangannya acara ini didukung Pemda Kodya Jakarta Pusat. Soalnya dianggap punya potensi wisata menjanjikan dan dijadikan agenda wisata tahunan. Makin malam pengunjung yang datang makin banyak. Selain bisa mencicip aneka makanan tradisional pengunjung juga dapat beragam suguhan budaya.
Nggak semata kesenian khas Betawi yang ditampilkan tapi juga ada sejumlah tarian - tarian dari berbagai daerah. Tujuannya supaya turis mancanegara yang memang banyak datang ke Festival ini bisa kenal juga dengan kesenian dari daerah lain. Selain acaranya dipanggung, dijalanan tempat pengunjung lalu lalang, tahu - tahu ada opera jalanan.
Walau cuma 2 hari nggak salah dech kalo Festival Jalan Jaksa diharapkan bisa jadi salah satu potensi wisata Jakarta. Cuma mungkin bentuk acaranya perlu dipikirin lagi supaya turis yang datang bukan hanya yang nginap di Jakarta saja.
Layar tancap (bioskop misbar) alias gerimis bubar yang jaman dulu sempat jadi tontonan primadona masyarakat, tidak ketinggalan nongol juga disini. Yang mau nonton layar tancap silahkan, yang ingin menikmati nuansa lain dari Festival Jalan Jaksa pun tidak perlu pusing karena banyak alternatif lain.
Ini dia galeri photo Festival Jalan Jaksa :
1. ** Jogja Java Carnival**
Jogja jadi tambah seru. Yap, karena ada Jogja Java Carnival (JJC), sebuah event tahunan sebagai puncak acara Ulang Tahun Kota Jogja ke-254. Artinya.. setiap pertengahan bulan Oktober, karnaval ini diadain, dan tahun 2010 adalah yang ketiga kalinya.
Dan mulai tahun ini JJC juga udah ditetapkan oleh Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata sebagai event Pariwisata Indonesia. Artinya, JJC bakal dipromosikan ke luar negeri supaya tingkat kunjungan wisatawan asing ke Indonesia semakin bertambah.
Karnaval berangkat dari Taman Parkir Abu Bakar Ali, kemudian melintasi Jalan Malioboro dan berakhir di Alun-alun Utara. Dihadiri ribuan orang.. rame banget. Peserta dalam carnaval sangat beragam.. Kereta-kereta milik Keraton Jogja ikutan diarak dengan penumpang yang ganteng dan cantik, yaitu Dimas-Diajeng Jogja. Kemudian ada tokoh-tokoh pewayangan yang menggunakan sepatu roda.. Ada juga peserta yang mengangkat tentang mitos yang sangat dikenal di Jawa, yaitu Nyi Roro Kidul.. Ratu Pantai Selatan.
Biarpun pake nama Java, bukan berarti lho karnaval ini cuma nampilin budaya Jawa aja.. tapi beragam dari seluruh Indonesia, bahkan juga dari negara-negara tetangga. Dan salah satu negara tetangga yang ikutan adalah Thailand.
Seni kontemporer pun ada.. Berbagai komunitas di Jogja juga ikut sebagai peserta, misalnya komunitas Tionghoa, Sepeda Onthel, Expatriat (bule-bule ini pake baju Jawa lho..), dan masih buanyaaaak lagi.. seru lah..
Ini dia galeri photo Jogja Java Carnival :
5 ** BRAGA FESTIVAL**
Braga Festival ( Bragfest ) merupakan event yang biasa digelar di Jalan Braga, bandung jelang akhir tahun.
Festival ini disebut-sebut sebagai pengganti Dago Festival yang nggak diadakan lagi sejak tahun 2004. Kawasan Braga sengaja dipilih untuk menghidupkan kembali kesan ramai di sana sebagai tempat bersejarah di Bandung.
Bragfest biasa menggabungkan unsur tradisional dan kontemporer dalam pelaksanaannya. Selama 2 – 3 hari kamu bisa melihat kesenian daerah dari music tradisional, seni pahat, permainan sampai drama tradisional Sunda. Beberapa komunitas Bandung juga ikut meramaikan seperti Paguyuban Sapedah Baheula, komunitas Sulap Bandung, komunitas Pecinta Motor Antik, dll.
Kabarnya, kawasan ini juga akan digunakan sebagai area street festival bulanan dengan tema berbeda tiap bulannya.
Braga Festival merupakan niatan pemerintah yang diwakili oleh Dinas Kebudayaan Jawa Barat untuk melaporkan kinerja pemerintah selama satu tahun. Dan juga merupakan pertanggungjawaban langsung pemerintah kepada masyarakat melalui pertunjukkan seni dan budaya.
Tidak hanya pemerintah, seniman sebagai salah satu elemen masyarakat pun dilibatkan pula. Mengingat kerja kreatif seniman tidak bisa dilepaskan dari konteks sosial budaya dimana seniman itu berada. Seniman kerapkali mendapatkan inspirasi dari peristiwa atau fenomena yang terjadi di masyarakat. Oleh karenanya moment ini pun mengajak seniman untuk “melaporkan” hasil kerja kreatif mereka selama satu tahun.
Braga Festival dilaksanakan di Jalan Braga, Jalan Naripan dan Jalan Asia Afrika Bandung. Tempat-tempat yang selama ini ‘sepi’ akan dibuka secara lebar kepada seluruh masyarakat, diantaranya; Gedung Asia Africa Culture Centre, Gedung PWI, Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan [YPK], Hotel Preanger, Kantor PU, Sarinah, dan Gedung Merdeka.
Hal yang menarik dari Gedung Merdeka pada saat festival akan dijadikan tempat penyelenggaraan “Theaterical Oratory”. Selain itu Gedung Merdeka juga akan menjadi tempat pertunjukkan tari kontemporer.
Sementara di Gedung PWI akan dilaksanakan “West Java Documentary Photo Expo”, yang merupakan hasil jepretan Wartawan Foto Bandung. Kegiatan ini merupakan prosesi introspeksi perjalanan Propinsi Jawa Barat yang disajikan melalui medium fotografi. Pameran foto ini hasil kerja bersama Harian Pikiran Rakyat, Wartawan Foto Bandung dan Forum Dokumenter Jawa Barat.
Lalu di Hotel Preanger, salah satu bangunan art deco di Bandung, menjadi perhelatan para seniman lukis kaca ,”Glass Painting Exhibition” dari Cirebon dan pertunjukkan musik Tarling dari Jatitujuh. Di Gedung Yayasan Pusat Kebudayaan akan digelar diskusi seni bertema “Artsenic”. Selain diskusi juga digelar beberapa karya lukisan seniman-seniman kawakan dari berbagai daerah di Jawa Barat.
Di sekitar Gedung Asia Arfica Culture Centre [AACC] menyuguhkan Jazz Break dan Street Rythm di jalan Braga. Pertunjukkan musik ini didukung musisi world music seperti Samba Sunda, Dwiki Dharmawan, Tri Utami, dan sederet musisi Indonesia lainnya.
Selain menikmati pertunjukkan dan pameran, pengunjung dan penikmat seni Braga Festival akan diantar untuk menikmati suasana sore sembari menyelami sejarah dan kehidupan sosial budaya yang terjadi di sekitar Jalan Braga dan Jalan Asia Afrika. “Bandung Tea Walk” demikian acara ini diberi nama, karena memang paling enak menyeruput teh di saat sore hari. Explorasi ini pun tidak sampai disitu karena para pecinta fotografi akan berburu gambar dalam acara “Art Deco Photo Contest”.
Secara keseluruhan Braga Festival menyuguhkan hampir seluruh praktik kesenian di Jawa Barat, mulai dari tradisional sampai bentuk kesenian yang paling mutakhir. Dengan harapan apa yang telah terjadi selama satu tahun ini tidak hanya menjadi kepingan-kepingan masa lalu yang retak tapi menjadi petanda sebuah kota yang mencerminkan citra dan kharisma, seraya mengungkap karakter dan dinamika para warga yang utuh.
Ini lho.. hasil jepretan bragja Festival…:
Nah, itulah serangkaian festival dan carnaval yang dapat dijadikan sarana pelestarian budaya daerah berbasis budaya bangsa sekaligus menjadi ajang promosi pariwisata yang dapat menarik turis mancanegara agar datang berwisata di kawasan Indonesia yang terdapat keanekaragaman budaya yang bernilai seni tinggi dan nilai adat ketimuran yang dijunjung tinggi.
0 komentar:
Posting Komentar